Hikmah Ramadhan

Penentuan Puasa dengan Hisab dan Rukyat, Ini Sejarah Panjangnya

Sama halnya dengan mengetahui kapan masuknya puasa Ramadhan 1441 H, para ahli menggunakan dua metode tersebut.

Editor: Ansari Hasyim
Tribunnews.com
Ilustrasi Puasa 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ramadhan tidak lama lagi datang, ibadah yang dikerjakan selama satu bulan ini menjadi ibadah wajib bagi umat Muslim.

Untuk mengetahui masuknya bulan Ramadhan, ada dua cara metode yang banyak dipergunakan yakni Hisab dan Rukyat.

Sama halnya dengan mengetahui kapan masuknya puasa Ramadhan 1441 H, para ahli menggunakan dua metode tersebut.

Lalu, bagaimana sejarah hisab dan rukyat tersebut?

Begini penjelasannya yang dikutip dari jurnal Elfalari: Jurnal Ilmu Falak, Vol 3, No. 1 Tahun 2019/ 1440 H.

Rukyat, merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengamati benda-benda langit (dalam Islam digunakan untuk menentukan momentum ibadah, seperti salat, puasa, haji dan lain sebagainya).

Hisab, artinya perhitungan disebut juga sebagai ilmu hitung, yaitu ilmu falak dan ilmu faraid.

Pada zaman Nabi, rukyat digunakan untuk menentukan awal bulan seperti Ramadhan, Syawal, Zulhijjah dan Muharram.

Bupati Aceh Barat Minta Pendapat Ulama Terkait Pelaksanaan Ibadah Bulan Ramadhan 1441 Hijriah

Meugang Ramadhan, 3.817 Anak Yatim & Fakir Miskin di Bireuen Terima Bantuan, Total Dana Rp 763 Juta

Menit Akhir Lelang Jersey Ronaldo Milik Martunis, Penawar Tertinggi Rp 75 Juta, Ada Pengusaha Taiwan

Rukyat digunakan umat Islam di zaman Nabi saw berkaitan dengan suatu kebutuhan pelaksanaan ibadah, seperti puasa Ramadhan, shalat Idul Fitri, pelaksanaan kurban, dan puasa Asyura. Dan pelaksanaan melihat hilal tersebut masih menggunakan kedua mata tanpa bantuan alat lain.

Dalam kajian hisab, hisab sendiri sudah diperkenalkan dimulai dari bangsa Babilonia yang ketika itu telah memberi kontribusi besar dalam dunia astronomi.

Kontribusi tersebut yang akhirnya menjadi cikal bakal kemajuan ilmu pengetahuan dalam mengamati bintang-bintang, yaitu: membuat ramalan hisab untuk mendeteksi terjadinya suatu gerhana, menetapkan keliling bumi menjadi 360 derajat, menetapkan satu hari 24 jam dengan satu jam=60 menit dan 60 detik.

Islam masuk dan memberi warna peradaban. Terutama dalam hal sistem hisab penanggalan. Hisab penanggalan mengalami perkembangan yang pesat.

Sistem yang dulunya luni-solar maka Islam mengubahnya menjadi lunar calendar ( kalender bulan).

Bilangan bulan ditetapkan menjadi 12, sebelumnya bangsa Arab menerapkan bulan ketiga belas setiap penghujung tahun kabisat.

Dalam catatan sejarah ada tokoh Muslim yang bernama Shams al-Din Muhammad Ibn Abd al-Rahman al-Sakhawi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved