Warga Asing di Aceh Dikarantina, Didominasi Mahasiswa
Saat ini mereka sudah dikarantina untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19 yang sekarang sedang mewabah
BANDA ACEH - Imigrasi Banda Aceh mengungkapkan bahwa saat ini ada ratusan warga asing di Aceh. Kebanyakan berstatus mahasiswa. Saat ini mereka sudah dikarantina untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19 yang sekarang sedang mewabah. Kepala Imigrasi Kelas I Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Banda Aceh, Azwar Anas yang dihubungi Serambi, Jumat (17/4/2020) mengatakan, hingga saat ini masih ada orang asing di Aceh, baik yang berstatus pelajar maupun pekerja.
Pelajar yang tercatat sekitar 275 orang, yang terbagi atas 200 orang mahasiswa di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan 75 orang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh. Mereka sudah di Aceh sejak 1-2 tahun lalu.
Kebanyakan besar mereka berasal dari Malaysia dan beberapa negara lain. "Saat ini mereka sudah dikarantina oleh kampus masing-masing. Mereka tidak bisa lagi keluar selama pandemi Virus Corona," kata Azwar.
Sementara orang asing yang berstatus pekerja tercatat hanya 20 orang asal Cina di PT Solusi Bangun Andalas di Lhoknga, Aceh Besar, dulu bernama PT Semen Andalas Indonesia (SAI). Mereka sudah bekerja sejak setahun lalu.
Azwar mengungkapkan, selama pandemi corona merebak pihaknya sudah memperketat pengawasan terhadap orang asing. Ia mengatakan, sudah meminta semua warga asing untuk dikarantina sementara waktu.
Bagi yang visanya sudah habis, Direktorat Jenderal Imigrasi sudah memberikan keringanan kepada warga asing tersebut berbupa perpajangan izin tinggal secara otomatis.
Kebijakan ini diatur dalam Permenkumham Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pemberian Visa dan Izin Tinggal dalam Upaya Pencegahan Masuknya Virus Corona.
Setelah wabah corona berakhir, kata Azwar, warga asing kembali dikenakan biaya overstay. "Sekarang jika mereka sudah habis visa tidak perlu ke Kantor Imigrasi," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Azwar juga menyampaikan pihaknya terus melakukan pengawasan ketat untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, terutama bagi pendatang di bandara. Selain mengecek suhu badan bagi pendatang domestik, karena penerbangan internasional sudah ditutup, pihaknya juga menghentikan pelayanan keimigrasian. "Pelayanan keimigrasian distop sementara waktu. Kita hanya melayani yang sifatnya emergency seperti berobat dan tugas dinas," pungkas Azwas Anas. (mas)