Harga Gula dan Telur Turun

im Satgas Pangan Aceh yang terdiri dari Ditreskrimsus Polda Aceh, Disperindag, Distanbun, Badan Ketahanan Pangan

Editor: bakri
SERAMBI/HERIANTO
Tim Satgas Pangan Aceh, dari Direskrimsus Polda Aceh dan Disperindag Aceh memantau penurunan gula pasir yang baru tiba sebanyak 900 sak di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, Senin (2020/04/20). 

* Tim Satgas Pangan Pantau Bahan Pokok

BANDA ACEH - Tim Satgas Pangan Aceh yang terdiri dari Ditreskrimsus Polda Aceh, Disperindag, Distanbun, Badan Ketahanan Pangan, Biro Ekonomi Setda Aceh, dan instansi terkait lainnya, Senin (20/4/2020) melakukan pemantuan stok dan harga kebutuhan pangan di berbagai Pasar Induk dan Pasar Tradisional, di Aceh Besar dan Kota Banda Aceh.

Sebelum meninjau Pasar, Tim Satgas Pangan Aceh menggelar rapat koordinasi dengan Wadir Reskrimsus Polda Aceh, AKBP Hairajadi SH, PS Kasubdit I/Indagsi, Kompol Ibrahim SH MH, bersama anggota tim. AKBP Hairajadi mengatakan, pemantauan stok dan harga pangan menjelang bulan Ramadhan 1441 Hijriah ini dibagi dua tim. Tim I meninjau Pasar Peunayong dan Pasar Aceh, tim II meninjau Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar.

Plt Kadisperindag Aceh,  Muslem Yacob mengatakan, dari hasil pemantauan tim bahwa stok kebutuhan pokok cukup banyak dan harganya cenderung menurun. Harga tebus gula yang sebelumnya Rp 830 ribu-Rp 850 ribu/sak atau Rp 16.600-Rp 17.000/kg menjadi Rp 820 ribu/sak atau Rp 16.400/kg. “Kini pasokan gula juga sudah lancar,” tuturnya.

Selain gula, Muslem optimis harga teluar ayam ras juga akan terus menurun. Dalam minggu ini, katanya,  harga telur Rp 335.000/ikat (10 lemping/300 butir), sebelumnya 360.000-Rp 380.000/ikat. “Kini harga  telur turun Rp 2.000/lempeng (30 butir)  dari Rp 36.000 menjadi Rp 34.000,” jelasnya.

Dikatakan Muslem, kondisi serupa juga berlaku di daerah kabupaten/kota di Aceh, dimana suplai dan harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan berjalan lancar, Stok bahan pangan juga banyak, sehingga sebagian harga barang mengalami penurunan dan sebagian lagi stabil, seperti beras, minyak goreng dan tepung terigu. “Ada beberapa barang yang stoknya sedikit. Dengan begitu, harganya juga tinggi,” ungkapnya.

Harga komoditi yang tinggi itu adalah bawang merah. Jika harga sebelumnya Rp 30.000/kg, kini dijual Rp 35.000-Rp 40.000/kg. Bawang peking masih stabil antara Rp 30.000-Rp 32.000/Kg, bawang putih antara Rp 28.000-Rp 35.000/kg. Sedangkan tomat Rp 10.000/kg, cabai merah turun Rp 30.000-Rp 35.000/kg. Wortel dan buncis Rp 7.000-Rp 8.000/kg, kol Rp 5.000 dan bunga kol Rp 12.000/kg.

Melihat kondisi stok barang di pasar cukup banyak dan tersedia dalam jumlah besar, termasuk stok kacang hijau, kacang tanah, gula merah, harganya pun berkisar antara Rp 23.000-Rp 28.000/Kg, dia optimis kondisi itu akan berlangsung sampai jelang lebaran nanti. ”Alasannya, karena suplai barang itu terus masuk ke Aceh dalam jumlah yang banyak dan cukup,” ujar Muslem Yacob.

Sementara dari pantauan Serambi di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, Senin (20/4/2020), harga bahan kebutuhan dapur seperti cabai, tomat, dan wortel mulai merangkak naik. Rata-rata kenaikan bervariasi dari Rp 2.000-Rp 3.000/kh.

Sejumlah pedagang mengatakan, saat ini kebutuhan bahan dapur mulai mengalami kenaikan harga jual seperti cabai merah dari sebelumnya eceran Rp 37 ribu sekilo  menjadi Rp 40 ribu/kg, tomat medan dari Rp 6.000 menjadi Rp 8.000/kg.  Wortel dari Rp 6.000/kg menjadi Rp  8.000/kg.

Pedagang di Toko Adi mengatakan, kenaikan harga kebutuhan dapur ini belum tinggi dan biasa setiap menghadapi bulan Ramadhan. Karena permintaan tinggi, sedangkan stok menipis di pasaran apalagi saat ini suasana covid-19 melanda Aceh. Empat hari menjelang Ramadhan, masyarakat mulai membeli kebutuhan untuk menghadapi puasa.(her/as)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved