Dampak Virus Corona

Sebagian Nelayan di Aceh Barat tak Meulaut Akibat Harga Beli Ikan Tangkapan Anjlok

Sebagian tangkapan berupa udang power king atau udang kelong, semakin anjlok harganya, dari harga Rp 140 ribu per kilogram, kini hanya Rp 90 ribu per

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/Foto Dok Panglima Laot Aceh Barat
Sejumlah masyarakat nelayan di Suak Seumaseh, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat tidak melaut lagi akibat hasil tangkpan kian anjlok harga berlinya saat ini yang diduga akibat pengaruh Covid-19. 

Laporan Sa'dul Bahri I Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Sebagian nelayan di kawasan Suak Seumaseh, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat sejak satu minggu yang lalu tidak melaut lagi akibat hasil tangkapan kurang laku disusul harga jual semakin anjlok.

Sebagian tangkapan berupa udang power king atau udang kelong, semakin anjlok harganya, dari harga Rp 140 ribu per kilogram, kini hanya Rp 90 ribu per kilogram, itu pun tidak dibayar langsung oleh penampungnya.

Pengrajin Industri Kecil di Aceh Timur Terima Bantuan dari Dekranasda

VIDEO - Alhamdulillah, Ratusan Anak Yatim di Jeunib Bireuen Dapat Santunan dan Bantuan Sembako

Aceh Selatan Terima 5.933 Paket Sembako untuk Masyarakat Miskin Imbas Covid-19

"Keluhan nelayan saat ini semakin dirasakan oleh para nelayan penangkap udang kelong akibat harganya semakin menurun yang diduga akibat pengaruh Covid-19," jelas Panglima Laot Aceh Barat kepada Serambi, Rabu (22/4/2020).

Disebutkan, nelayan saat ini mengalami keluhan yang luar biasa akibat menurunnya hasil tangkapan, sebab tangkapan nelayan tak sebanding dengan harga yang diperoleh dari hasil penjualan saat ini, sehingga untuk menghindari kerugian yang lebih besar para nelayan menghentikan sementara aktivitas melaut.

Termasuk tangkapan udang kelong.

"Biasanya sekali melaut kami kami bisa memperoleh hasil tangkapan 15 kilogram hingga 30 kilogram udang kelong setiap boat nelayan, dengan harga jual sebelumnya mencapai Rp 130 ribu hingga Rp 140 ribu perkilogram, namun saat ini harganya sudah menurun hingga Rp 90 ribu per kilogram," kata M Nasir Anas, salah satu nelayan di Suak Seumaseh.

Ia menambahkan harga yang anjlok saat ini tidak sebanding atau tidak imbang dengan modal yang dikeluarkan oleh nelayan, sebab setiap minggu pihaknya harus menggantikan alat tangkap berupa jaring dengan harga mencapai Rp250 ribu per jaring, belum lagi ditambah dengan BBM dan kebutuhan lainnya saat keperluan aktivitas melaut.

"Saat kita tanyakan kepada penampungnya, mengapa harga semakin anjlok disebutkan akibat sulitnya dilakukan ekspor keluar, dan lambatnya pembayaran kerena pihak perusahaan sebagai pembeli sulit melakukan ekspor saat ini,” kata M Nasir.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved