Shopee Liga 1 2020
PSSI tak Ikut Korea Selatan untuk Lanjutkan Liga 1 2020 tanpa Penonton di Tengah Pandemi COVID-19
Penurunan angka penyebaran virus corona di beberapa negara Eropa dan Asia Timur telah memengaruhi sejumlah kebijakan terkait pelaksanaan kompetisi sep
SERAMBINEWS.COM - Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, menegaskan tidak akan mengikuti langkah yang diambil Korea Selatan untuk melanjutkan liga tanpa penonton di tengah pandemi COVID-19.
Penurunan angka penyebaran virus corona di beberapa negara Eropa dan Asia Timur telah memengaruhi sejumlah kebijakan terkait pelaksanaan kompetisi sepak bola.
Di beberapa negara Eropa seperti Inggris, Italia, Spanyol, dan Prancis mulai mempertimbangkan untuk melanjutkan liga tanpa penonton.
Opsi itu bahkan kabarnya sudah disetujui oleh otoritas sepak bola Korea Selatan dan akan segera dilaksanakan.
• 10 Tips Jaga Imunitas Tubuh Saat Puasa Ramadhan di Tengah Corona, Hati-hati Konsumsi Vitamin
• Aldi Taher Akan Nikah Lagi Ketiga Kali, Ajak Calon Istri Rayakan Ulang Tahun Anak Bersama Mantan
• Pos Check Point Gandapura Periksa Kenderaan, Sopir dan Penumpang Dicek Suhu Tubuh
Wacana tentang melanjutkan kompetisi secara tertutup juga mulai beredar di Liga Indonesia.
Sejumlah pihak seperti Persib Bandung memberi usulan kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk mengambil langkah tersebut.
Persib sendiri memiliki pertimbangan untuk melanjutkan Shopee Liga 1 2020 dengan tujuan memberi kegiatan pada klub dan pertanggungjawaban kepada pihak sponsor.
Namun, wacana itu tidak disetujui oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu lebih memilih untuk menunggu kepastian situasi terkait pandemi virus corona hingga akhir Mei mendatang.
"Menurut saya, pilihan menunggu status darurat bencana ini sampai akhir Mei adalah pilihan yang paling realistis saat ini," kata Iwan Bule dilansir Bolasport.com dari Kompas.
Iwan menilai bahwa pelaksanaan Shopee Liga 1 2020 dan Liga 2 2020 tanpa penonton sangat sulit diwujudkan.
Sebabnya, para suporter Tanah Air memiliki fanatisme yang tinggi terhadap klub kebanggaan mereka.
Fanatisme itu berpotensi membuat para suporter tetap datang ke stadion meski ada larangan.
"Saya pikir Indonesia belum akan mencontoh negara-negara lain yang melakukan itu (pertandingan) tertutup," ujar Iwan Bule.
"Contohnya, pertandingan yang diputuskan digelar tanpa penonton dan sudah disosialisasikan jauh-jauh hari saja masih didatangi ribuan fans," imbuhnya.