Datuk Mansyur: Belum Ada Pemberitahuan dari KBRI
Presiden Komuniti Melayu Acheh Malaysia (KMAM), Datuk H Mansyur bin Usman, mengakui pihaknya sudah mendapat kabar akan adanya bantuan
Presiden Komuniti Melayu Acheh Malaysia (KMAM), Datuk H Mansyur bin Usman, mengakui pihaknya sudah mendapat kabar akan adanya bantuan dari Pemerintah Aceh kepada warga Aceh di Malaysia. “Alhamdulillah, kita beryukur dan berterima kasih atas kepedulian Plt Gubernur Aceh dan seluruh jajaran Pemerintah Aceh,” kata Datuk Mansyur Usman, menjawab Serambi via telepon WhatsApp (WA), Rabu (29/4/2020) malam tadi.
Namun, kata Datuk Mansyur, hingga kemarin pihaknya belum mendapat pemberitahuan atau panggilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk membahas masalah tersebut. Karena itu, kata Datuk, pihaknya belum menerima informasi resmi bagaimana proses penyaluran bantuan tersebut, apakah melalui KMAM atau pihak lain.
“Dalam hal ini, posisi kita adalah menunggu pemberitahuan atau panggilan dari KBRI. Karena ini menyangkut hubungan antara pemerintahan di dua negara. Biasanya, makan masa (butuh waktu) seminggu untuk proses administrasi,” ungkap Datuk Mansyur.
Putra Simpang Mulieng, Aceh Utara, yang sudah menjadi Warga Negara Malaysia, ini mengatakan, setelah mendapat kabar akan adanya bantuan dari Pemerintah Aceh, dirinya menerima banyak pertanyaan dari warga Aceh di Malaysia. “Kabar yang kami dapat akan ada 10 ribu paket. Masing-masing paket berisi bahan pokok senilai RM 50 (50 ringgit Malaysia) atau sekitar Rp 175 ribu. Memang ini tidak cukup untuk jangka (waktu) yang lama, tapi paling tidak sudah ada kepedulian dari Pemerintah Aceh. Kami berharap, sumbangan ini bisa berterusan sampai masa PKP (Perintah Kawalan Pergerakan) selesai,” harapnya.
Datuk Mansyur menerangkan, jika pihaknya dipercaya untuk menyalurkan bantuan dari Pemerintah Aceh itu, maka akan langsung mendata kembali warga Aceh yang masih ada di Malaysia, agar nanti bantuannya tepat sasaran. “Untuk diketahui, warga Aceh di Malaysia tersebar di 12 negeri (negara bagian). Paling ramai di Selangor, Johor Bahru, Kuala Lumpur, dan Pulau Pinang. Nah, ini harus disiasati, agar bisa dibagikan secara adil dan merata,” kata Datuk Mansyur.
Anggota KMAM, Jafar Insya Reubee, yang dihubungi terpisah juga mengaku mendapat banyak pertanyaan tentang rencana penyaluran bantuan dari Pemerintah Aceh. Jafar pun menyarankan kepada Pemerintah Aceh untuk berkomunikasi dan berkoordinasi secara intens dengan KBRI di Kuala Lumpur, guna mempercepat proses penyaluran bantuan tersebut. “Kami berharap bantuan dari Pemerintah Aceh ini bisa segera disalurkan, agar tidak menimbulkan bermacam spekulasi. Insya Allah kami siap membantu,” ujar Jafar Insya.
Datuk Mansyur dan Jafar Insya mengatakan, sejauh ini pihak KMAM sudah menyalurkan lebih dari 73 ribu paket bahan makanan kepada warga Aceh, dan masyarakat lokal yang terkena dampak Covid-19. Bantuan itu bersumber dari berbagai kalangan seperti hasil meuripee (sumbangan) para pedagang kedai runcit dan pengusaha asal Aceh, serta dari sumbangan individu masyarakat Aceh di Indonesia.
“Alhamdulillah, kita terus melakukan kegiatan amal ini untuk menyokong Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) guna mencegah penularan wabah Covid-19. Mudah-mudahan, ujian ini bisa segera berlalu,” ungkap Datuk Mansyur seraya berterima kasih kepada seluruh relawan KMAM dan relawan NGO Malaysia yang sudah ikut membantu menyokong (mendukung) program bagi-bagi bekalan makanan yang dilaksanakan oleh KMAM.
“Relawan KMAM ini sangat ikhlas bekerja. Rata-rata mereka adalah pengusaha kedai runcit, tapi mau meninggalkan pekerjaannya untuk menyukseskan kegiatan amal ini. Bahkan, mereka pakai uang sendiri untuk isi minyak kereta (mobil) dan makan selama dalam perjalanan menyalurkan bantuan,” pungkas Datuk Mansyur. (nal/dan)