Berita Korea Utara
Korut Bentuk Tim Selidiki Video Kim Jong Un Meninggal
Meskipun dipastikan masih hidup, Biro Keamanan Nasional (NSB) Taiwan mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara itu "sakit".
SERAMBINEWS.COM - Keberadaan Kim Jong Un benar-benar membuat bingung banyak pihak, bahkan rakyatnya sendiri di Korea Utara. Saat ini beradar video yang menunjukkan bahwa Kim meninggal saat melakukan inspeksi.
Berdasarkan pemberitaan The Sun, negara tertutup itu sampai harus membuat tim untuk menyelidiki bagaimana kabar itu bisa beredar luas di Korea Utara.
Laporan yang diduga palsu itu, dibuat semirip mungkin dengan Korean Central Television, diyakini direkam di perbatasan dengan Cina. Dikatakan bahwa Kim Jong Un meninggal pada Sabtu (25/4/2020), dimana dia akan segera digantikan oleh si adik sekaligus wakilnya, Kim Yo Jong.
• Pembelot Korea Utara Ungkap Kondisi Kim Jong Un, Sebut Masih Hidup Tapi Tak Bisa Berjalan
• Tak Pernah Terungkap, Ini Alasan Identitas 3 Anak Kim Jong Un Dirahasiakan Meski Jadi Penerus Tahta
• Kirim Surat Ke Presiden Afrika Selatan, Kim Jong Un Tepis Rumor Kematiannya
Termasuk dalam laporan itu adalah video yang tampaknya diedit, dengan aslinya merupakan foto mendiang ayah Kim, Kim Jong Il, yang wafat pada 2011.
Dilaporkan Daily NK via New York Post Rabu (29/4/2020), dilampirkan juga artikel tidak jelas mengenai penyebab kematian Kim generasi ketiga itu. Video itu muncul setelah sebelumnya beredar foto, memperlihatkan Kim terbaring, di mana gambar itu diyakini diedit dari Kim Jong Il.
"Video itu jelas membuat bingung baik warga biasa maupun para petinggi dan pejabat ketika mereka melihat ini," kata seorang sumber.
• Kim Jong Un Diduga Terluka Saat Uji Coba Rudal Korea Utara, Media Jepang Sebut Koma
• Dikabarkan Meninggal, Pejabat Korsel Sebut Kim Jong Un Masih Hidup dan Sehat
Meski akhirnya diangkat menjadi isu yang serius, sumber itu menerangkan bahwa mereka tidak berani membicarakannya secara terang-terangan. Gugus tugas yang dibentuk kemudian menyelidiki dan mengawasi setiap jalur telepon atau percakapan ke luar negeri sejak isu tersebut beredar.
"Dengan semakin intensifnya investigasi, siapa pun yang melakukan pembicaraan ke China karena alasan bisnis mulai menurun," terangnya.
Meskipun dipastikan masih hidup, Biro Keamanan Nasional (NSB) Taiwan mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara itu "sakit".
Bahkan ada rencana darurat jika terjadi kekosongan kekuasaan di negara tersebut. Informasi ini disampaikan Taiwan News, Kamis (30/4/2020).
Saat itu, anggota parlemen dari Partai Progresif Demokratik (DPP) Tsai Shih-ying bertanya kepada Direktur Jenderal lembaga intelijen itu, Chiu Kuo-cheng. Chiu mengungkapkan bahwa NSB memiliki informasi, namun tidak bisa disampaikan secara terbuka. (*)