Ramadhan 1441 H

Apakah Umat Sebelum Nabi Muhammad SAW Berpuasa? Ini Penjelasan UAS

Ternyata puasa mereka lebih berat daripada puasa kita, puasa kita hanya menahan makan, menahan minum, menahan hubungan seksual, dan hal biologis lain.

Editor: Taufik Hidayat
Youtube Ustadz Abdul Somad Official
Ustadz Abdul Somad 

SERAMBINEWS.COM - Umat Muslim menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan. 

Ibadah puasa pada bulan Ramadhan adalah kewajiban pada umat Islam. 

Selain itu pula, ibadah puasa masuk ke dalam rukun Islam. Rukun yang mesti dikerjakan sebagai bukti dirinya beriman. 

Timbul pertanyaan, lalu apakah hanya umat Islam saja yang memiliki kewajiban berpuasa? 

Ustaz Abdul Somad (UAS) menjawab pertanyaan ini melalui video YouTube ‘Religi One’. 

Pada video, Channel memberikan penjelasan ‘Ustadz Abdul Somad "Ibadah Shaum Para Nabi Terdahulu" - Jelang Berbuka tvOne’ 

Video yang diunggah 19 Mei 2018 telah ditonton sebanyak 903 kali. 

Simak penjelasannya berikut ini. 

Pada video UAS melontarkan pertanyaan, “Apakah berpuasa hanya ada pada umat Nabi Muhammad SAW?” 

“Kita berpikir, kenapa tidak makan? kenapa tidak minum? kenapa tidak berhubungan suami istri? ini kan kenikmatan, mengapa kita ditahan dengan kenikmatan. Agama apa ini?” tanyanya. 

Lalu UAS mengutip sebuah ayat Al-Quran yang artinya. 

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu,” jelasnya

UAS melanjutkan penjelasan. 

“Ini ayat jelas-jelas menerangkan menyebut sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kamu. Maka Nabi-Nabi sebelum kita pun berpuasa.

Terlihat jelas dari ucapan Mariam, ‘Aku bernazar kepada Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang untuk berpuasa. Hari ini aku tidak berbicara pada manusia,’

Apa Maknanya? ternyata puasa mereka lebih berat daripada puasa kita, puasa kita hanya menahan makan, menahan minum, menahan hubungan seksual, biologis.

Puasa mereka tidak berbicara, berbicara pun tidak boleh. Tapi pada Syariat Nabi Muhammad SAW, maka berbicara boleh tapi yang dibicarakan hanya yang baik-baik saja,” terang UAS. 

Lalu bagaimana yang membicarakan aib orang lain, atau memaki sumpah serapah ? 

“Siapa yang tidak meninggalkan caci maki, sumpah serapah, riba, namimah, gosip, maka tidak ada guna puasanya, Allah tidak akan berhajat pada dia, Allah tidak memberikan balasan, 

Dia tahan makannya, dia tahan minumnya, maka Allah tidak memberikan balasan karena dia tidak menahan dirinya, maka bersyukurlah pada Allah, andai puasa yang dilaksanakan pada zaman Mariam itu dilaksanakan sekarang, tidak berbicara. 

Maka semua akan sepi, hening, kita masih bisa mendengar tausiah, ustaz masih bisa menyampaikan tazkirah. Ha ziihi Tazkirah ini adalah peringatan, siapa yang ingin mengambil pelajaran dari peringatan tersebut, amat sangat bermanfaat. 

Ingatkanlah saudaramu karena peringatan itu bermanfaat. Semua manusia ini rugi, Kecuali orang-orang yang beriman, saling sehat-menasehati dalam kebenaran. 

Saling menasehat-nasehati dalam kesabaran. Maka ucapkanlah kata-kata yang baik. Ada lagi jenis berpuasa yang berbeda.  

Puasanya dari mulai shubuh sebelum terbit fajar, sampai petang hari, sampai malam tidak boleh berhubungan kelamin, tapi pada Syariat Nabi Muhammad SAW

Kamu dihalalkan, kamu boleh berhubungan suami istri, artinya dulu ada berpuasa tidak dibolehkan  berhubungan badan diwaktu malam. Tapi Allah SWT memberikan keringanan, Allah mewajibkan puasa ini bukan untuk memberatkan kamu. 

Bukan untuk membebani kamu, tapi Allah SWT ingin memberikan kelapangan, kemudahan. Alhamdulillah puasa kita yang sekarang adalah puasa yang final. 

Puasa akhir, puasa yang ringan, dengan hanya menahan makan dan minum, dengan manfaat yang luar biasa tapi puncak dari puasa itu adalah takut kepada Allah SWT.

Makanan ini halal, takut dimakan, minuman ini halal takut diminum, Istri ini halal takut berhubungan, pasangan ini halal takut bermesra-mesraan, ini semua perbuatan yang halal, tapi karena Allah SWT melarang, selama perbuatan ini boleh. 

Maka hukum syariatnya kita lakukan tapi ketika Allah SWT melarang, Nabi Muhammad SAW melarang, kita mentaati. 

Maka jika membahas puasa-puasa orang terdahulu, puasa ini adalah puasa teringan, puasa termudah, maka kita merasa berat, bagaimana kita dengan umat-umat sebelumnya. 

Inilah keistimewaan umat Nabi Muhammad SAW, umurnya paling pendek, amalnya paling sedikit, tubuhnya paling kecil, tapi keutamaan yang luar biasa didapatkan. 

Maka, membangkitkan semangat kita tetap beribadah kepada Allah SWT, bangkitkan semangat, tetap laksanakan puasa karena Allah. 

Sebab orang-orang yang sebelumnya juga telah melaksanakan puasa.(Serambinews.com/Syamsul Azman)

Ibadahnya Biasa Saja, Rarulullah SAW Sebut Orang Ini Masuk Surga, Kok Bisa? Ini Amalannya

Makan Bersama Berujung Petaka, 1 Keluarga di Sulawesi Positif Corona, Warga Perumahan Diisolasi

Ramai Warga Keluhkan Tagihan Listrik 1300 VA Naik Drastis, Ini Penjelasan Pihak PLN

Eks Kombatan GAM Setahun Lebih Terbaring Karena Lumpuh, Haji Uma Datang Menyerahkan Ini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved