Berita Aceh Barat Daya

Sudah 2 Pekan, Longsor Badan Jalan Abdya-Galus di Km 17 belum Ditangani, BPBK Sebut Ini Kendalanya 

Meski arus kendaraan antarkabupaten itu masih lancar, namun tidak tertutup kemungkinan jalur tengah Aceh itu akan putus total

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Mursal Ismail
Kiriman Wan Fadli/For Serambinews.com
Kondisi terbaru longsor badan jalan di Km 17 lintasan dari Ie Mirah, Babahrot, Abdya menuju Terangun, Galus sangat membahayakan bagi penggunakan jalan. Foto direkam, Minggu (3/5/2020). 

Namun, di jelaskan arus kendaraan baik mobil dan sepeda motor (sepmor) masih tetap lancar.

Terkait longsornya badan jalan itu,  Amiruddin mengaku sudah berkoordinasi dengan pejabat di Bina Marga pada PUPR Aceh tentang kemungkinan penanganan badan jalan itu, termasuk penanganan darurat.

“Informasi yang kita dapat, penanganan terkendala dana yang tak tersedia lagi,” kata Amiruddin mengutip keterangan pejabat di Bina Marga pada PUPR Aceh.   

Seperti dberitakan, Kepala Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Blangpidie,  Syukramizar kepada Serambinews.com, Jumat (17/4/2020) malam lalu menjelaskan, pihaknya  melintasi kawasan tersebut menyaksikan badan jalan di Km 17 mengalami longsor.

Lokasi longsor pada turunan sebelum lokasi jembatan Pucok Krueng Sapi.

“Longsor badan jalan di Km 17 sangat membahayakan bagi pengguna jalan. Jika tak hati-hati, kendaraan bisa terjungkal ke jurang ,” kata Syukramizar.

Lokasi longsor tersebut masuk kawasan Kecamatan Babahrot, Kabupaten Abdya.

Bahu jalan sekitar 12 meter jatuh bersama sekitar 5 meter badan jalan aspal ke dalam jurang dalam, dimana di bawahnya terdapat aliran sungai kecil.

Dikatakan sangat berbahaya karena tidak jauh dari titik badan jalan longsor terdapat tikungan.

Akibatnya titik longsor badan jalan di lokasi itu kurang jelas terlihat pengendara mobil saat turun tanjakan.

“Sedikit saja salah, kendaraan bisa masuk ke dalam jurang yang kondisinya menganga,” kata Syukramizar yang baru pulang tugas memantau kondisi hutan kawasan tersebut.

Informasi diperolehnya bahwa longsor badan jalan di lokasi merupakan dampak tinggi curah hujan beberapa hari terakhir.

Saat hujan turun akses jalan pada turunan itu berubah menjadi lintasan air yang turun dari tebing gunung. 

Air yang mengalir deras menguras bahu jalan di lokasi, kemudian ambruk bersama badan jalan aspal ke dalam jurang.

“Badan jalan di lokasi terancam putus, jika peristiwa longsor tidak segera ditangani, terlebih lagi saat ini curah hujan tinggi,” ujar Sukramizar.            

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved