Seniman Gayo Berkreasi, Publis Lagu Corona dalam Irama Blues

Seniman Gayo pendiri kelompok "De Gayo Reggae" Ridwan atau akrab disapa Duan, satu-satunya seniman Aceh Tengah yang mendalami

Editor: bakri

Seniman Gayo pendiri kelompok "De Gayo Reggae" Ridwan atau akrab disapa Duan, satu-satunya seniman Aceh Tengah yang mendalami dan setia dengan jenis musik reaggae dan blues. Ia telah menciptakan beberapa lagu berbahasa Gayo dan Indonesia dengan entakan blues dan reaggae. Karya dipublis di channel youtube miliknya. Dua lagu terbaru Duan adalah "Aku Gere" dan "Corona." Keduanya mengusung genre blues. Lagu "Corona" merefleksikan keadaan terkini akibat virus yang menyerang hampir seluruh penduduk dunia. "Semua berubah. Kita harus jaga jarak, tidak boleh salaman dan sebagainya," kata Duan.

Ayah tiga anak ini mengaku sebagai seniman terdampak langsung dari Corona. Ia praktis tidak bisa beraktivitas. Usahanya sebagai pedagang kaki lima sepi, berjualan batu mulia juga sepi, begitu juga fotografi, stand up comedy, semuanya sepi kegiatan. Sementara dia harus memberi makan keluarga.

"Tolong perhatikan kami atas musibah Covid-19 ini. Kami tahu ini musibah dunia, tetapi mungkin apa yang bisa bapak ibu bantu untuk kami, terkait Covid-19 ini. Semua usaha kami sepi sekali, dan kegiatan seni pun tak bisa berjalan lagi, kami mohon kepada bapak ibu agar bisa membantu kami para penggiat seni,dan pedagang kaki lima ini," ujarnya panjang lebar.

Tapi sebagai seniman, kreativitas tidak boleh berhenti. Buktinya, ia terus melahirkan karya seperti Corona tadi, yang bisa diakses melalui Yotube.

Lahir di Kampung Tawardi Aceh Tengah 2/6/1980. Duan menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Takengon. Selain bermusik, Duan memiliki kegemaran sepeda onthel, vespa, batu suseki, dan sebagainya. Termasuk mengasah batu mulia dari giok. Ia tetap berjualan batu cincin dan rajin memublikasikannya melalui media sosial, meski minat masyarakat terhadap batu cincin naik turun.

"Dulu masyarakat sangat gemar, dan popularitas batu giok lumut mencapai puncak. Tapi sekarang sepi. Aku tetap berjualan dan tidak berhenti," katanya. Terhadap aliran musik reggae dan blues, Duan mengistilahkannya sebagai "belahan jiwa." Ia berhasil menemukan keindahan sangat personal dalam dua jenis musik itu.

"Lagu dan musik reggae itu terasa damai dan santai. Enak didengar kapan saja, tak memandang waktu siang malam, terik matahari, maupun pun hujan. Begitu juga blues, indah dinikmati, meresap ke dalam jiwa, dan jangan lupa blues itu adalah induk dari segala musik," terangnya.

"Kalau menikmati musik sesungguhnya, ada di blues dan reggae," ujarnya sambil tertawa.

Duan juga berbakat besar di dunia seni peran. Banyak parodi-parodi masyarakat ia tampilnya dalam bentuk film pendek. Salah satunya adalah "seseorang berbicara dengan tiang listrik" pasca pemilu lalu, sangat sarkastis dan menohok.

Di akhir percakapan Duan kembali mengingatkan agar pemerintah, terutama di daerah,  memberi perhatian kepada kalangan seniman sebagai orang yang terdampak Corona. "Semoga mereka mendengar," katanya khas seniman. (fikar w eda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved