NASA Sebut Matahari Masuki Periode Lockdown, Bisa Sebabkan Kelaparan, Gunung Meletus, Cuaca Ekstrim
para ahli percaya bahwa kita akan memasuki periode terdalam dari 'resesi' sinar Matahari, yang pernah tercatat sebagai bintik Matahari telah hilang
SERAMBINEWS.COM - Lockdown menjadi salah satu kebijakan yang dipilih beberapa negara untuk menghentikan penyebaran virus corona (Covid-19).
Lockdown atau penguncian berarti menghentikan segala aktivitas luar seperti penerbangan, transportasi umum, hingga membuat orang hanya berada di rumah.
Ada beberapa negara yang berhasil menerapkannya.
Namun ada juga yang mengalami masalah akibat lockdown.
Nah, bicara soal lockdown, menurut para ahli saat ini Matahari kita juga mengalami 'lockdown'.
Wah, apa maksudnya?
Dilansir dari nypost.com pada Sabtu (16/5/2020), Matahari kita, yang merupakan pusat tata surya saat ini telah berada dalam periode 'solar minimum' atau 'minimum Matahari'.
• 8 Golongan Yang Berhak Menerima Zakat Fitrah, Siapa Saja?
• Sebut Covid-19 Konspirasi Pemerintah, Pria Ini Berakhir Tragis di Rumah Sakit Terinfeksi Corona
Artinya aktivitas di permukaannya telah turun secara drastis.
Dengan kondisi ini, maka para ahli percaya bahwa kita akan memasuki periode terdalam dari 'resesi' sinar Matahari, yang pernah tercatat sebagai bintik Matahari telah menghilang.
"Solar Minimum sedang berlangsung dan ini sangat dalam," kata astronom Dr. Tony Phillips.
"Dalam hitungan, kondisi Matahari saat ini adalah salah satu yang terdalam pada abad ini."
"Di mana medan magnet Matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya."
Apakah kita harus waspada?
Jawabannya ya. Sangat.
• Walaupun Miskin, Negara Kiribati Hingga Kini Bebas dari Corona, Penduduknya Gemar Konsumsi Kelapa
Sebab, ada beberapa dampak besar yang bisa terjadi.