Idul Fitri di Tengah Pandemi Covid 19

Kisah Pria Aceh di Alabama Amerika Serikat, Sambut Idul Fitri di Tengah Pandemi Covid-19

Di Negara Bagian Alabama, hanya Nazaruddin sendiri yang orang Aceh. Dia pun memilih untuk lebaran di rumah saja.

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Taufik Hidayat
hand over dokumen pribadi
Nazaruddin Warga Aceh yang tinggal di Alabama Amerika Serikat. 

Laporan Saiful Bahri | Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Nazaruddin (43),  seorang pria asal Simpang Keuramat, Aceh Utara  yang sudah puluhan tahun hidup di negara Amerika Serikat.

Berbagai negara bagian di negara Paman Syam tersebut pun pernah disinggahinya.

Meskipun sejak delapan tahun lalu, dirinya mulai menetap di Negara Bagian Alabama, yang berjarak sekitar 1.100 kilometer dari Kota New York.

Melalui Video Call aplikasi whatshapp, Nazaruddin pun berbagi cerita bagaimana tingkat kepatuhan masyarakat di sana dalam upaya antisipasi penyebaran Covid-19, serta bentuk perhatian pemerintah pada warganya ditengah pandemi Covid-19.

Diceritakannya, kasus Covid-19 di Negara Bagian Alabama yang terkonfirmasi positif termasuk rendah, bila dibandingkan dengan sejumlah Negara Bagian lainnya di Amerika Serikat.

Namun begitu, pada 23 Maret 2020 lalu, juga diberlakukan lockdown. Berbagai usaha bisnis di negara bagian tersebut wajib tutup, terkecuali mall penjual sembako dan juga penjual obat-obatan. Warganya pun diperbolehkan keluar rumah hanya untuk kebutuhan membeli sembako ataupun obat.

"Jika bukan untuk kebutuhan membeli sembako dan obat, maka hanya boleh keluar sekitar 50 meter dari rumah. Restoran pun hanya melayani pembelian take away," katanya.

Selama berlakunya lockdown, perhatian pemerintah pada warganya pun luar biasa. Pertama, pemerintah memberikan bantuan uang tunai untuk satu jiwa dewasa U$ 1.200, tapi khusus bagi warga yang terdata membayar pajak.

"Selain itu, adanya bantuan uang tunai untuk  kompensasi karena kita tidak bisa bekerja," katanya.

Contoh kompensasi, misalnya seorang warga setiap bulan mendapatkan penghasilan U$ 5.000 dari pekerjaannya.

"Sehingga kita mengisi form yang telah disediakan. Selanjutnya pemerintah akan memberikan kompensasi antara 50-80 persen dari total gaji kita. Jadi, memang sangat bagus perhatian pemerintah di Negara Bagian Alabama terhadap warganya selama masa lockdown,"  paparnya.

Disebutkan, pada pertengahan Mei 2020, lockdown pun dicabut. Namun begitu masih ada beberapa aturan yang harus diikuti oleh warga. Diantaranya, tetap harus menjaga jarak minimal tiga meter. Saat keluar rumah wajib menggunakan masker.

"Begitu juga seperti di restoran, memang sudah bisa menerima tamu. Cuma kapasitasnya dikurangi sebesar 75 persen. Bila satu restoran daya tampung tamu sebanyak 100 orang, maka hanya boleh menerima tamu maksimal hanya 25 orang," katanya.

Semua warga di sana pun patuh terhadap aturan-aturan dalam upaya antisipasi penyebaran Covid-19.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved