Berita Abdya
BPBK Abdya Bersama TNI/Polri, dan Masyarakat Bangun Tanggul Darurat di Pinggir Pantai Jilbab Susoh
Tanggul pengaman darurat dari pasir yang dimasukkan dalam karung goni itu sebagai upaya penanganan abrasi di Pantai Jilbab Susoh.
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Mursal Ismail
Tanggul pengaman darurat dari pasir yang dimasukkan dalam karung goni itu sebagai upaya penanganan abrasi di Pantai Jilbab Susoh.
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sejumlah personel Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Barat Daya (BPBK Abdya) membangun tanggul pengaman darurat di pinggir pantai.
Tepatnya di pinggir Pantai Gampong Palak Kerambil, Kecamatan Susoh, Abdya, Kamis (28/5/2020).
Tanggul pengaman darurat dari pasir yang dimasukkan dalam karung goni itu sebagai upaya penanganan abrasi di Pantai Jilbab Susoh.
Selain personel BPBK, anggota TNI/Polri, Tagana dan sejumlah masyarakat ikut bergotong royong membangun tanggul darurat tersebut.
Kepala BPBK Abdya, Amiruddin SPd mengatakan tanggul pengaman darurat dari karung goni itu, untuk mengantisipasi meluasnya abrasi.
• Wali Kota Langsa dan Forkopimda Gelar Rakor Persiapan New Normal
• Dua Pria Saling Tikam dan Keduanya Tewas di Tempat, Darah Berceceran, Warga Padati Lokasi Kejadian
• Kapan Jadwal Masuk Sekolah? Tahun Ajaran Baru 2020/2021 Dimulai Tanggal 13 Juli 2020
Apalagi rumah warga sudah banyak yang ambruk dan mengkhawatirkan akibat abrasi.
"Lebih kurang panjang tanggul pengaman darurat yang kita bangun ini sekitar 60 hingga 100 meter," ujar Kepala BPBK Abdya, Amiruddin SPd.
Ia menyebutkan, untuk membangunan tanggul darurat itu, pihaknya menyediakan 400 karung goni.
Pengamanan tanggul darurat itu dibuat dari karung goni berisi pasir, setelah itu dipancang penyangga dari bambu.
"Bambu yang dipasang itu, untuk menyangga karung-karung yang sudah diisi pasir.
Hari ini, 400 goni, sebelumnya sudah kita bangun juga, tapi hanya 200 goni, jadi total semua sudah 600 goni," sebut Amiruddin.
Amiruddin mengatakan kawasan Pantai Jilbab yang sering dikunjungi wisatawan lokal maupun dari luar daerah itu, sering dilanda gelombang pasang dan abrasi.
Bahkan abrasi kali ini adalah paling parah dibanding beberapa tahun terakhir.
"Yang kami lakukan ini untuk pembangunan jangka pendek agar bibir pantai terjaga dari terjangan ombak kembali.
Selain itu, keindahan pantai juga tetap terjaga dan rumah warga tidak hancur dan ambruk akibat abrasi ini. Untuk permanennya harus dibangun batu gajah," kata Amiruddin.
Ia mangaku untuk jangka panjang, pihaknya sudah mengusulkan dan menjumpai Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah bisa menganggarkan pembangunan breakwater sepanjang 1 kilometer di bibir Pantai Jilbab tersebut.
Untuk pembangunan itu, pihaknya sudah mengusulkan anggaran agar bisa dimasukkan dalam APBA sebesar Rp 25 miliar.
"Jika ini terealisasi, insya Allah, pantai jilbab akan aman dari abrasi, jika tidak, maka pantai jilbab, dan permukiman penduduk di sini, akan rata dan menjadi lautan," pungkasnya. (*)