Halal bi Halal Virtual Alumni IPB Asal Aceh Lahirkan Tiga Rumusan, Apa Saja?
Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) asal Provinsi Aceh yang bergabung dalam organisasi "I AM ACEH" menggelar halal bi halal virtual, Selasa...
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) asal Provinsi Aceh yang bergabung dalam organisasi "I AM ACEH" menggelar halal bi halal virtual, Selasa (2/6/2020) malam selama empat jam mulai pukul 20.00 WIB. Diikuti sekitar 75 alumni,
"Geuchiek Alumni" Razali AR, menjelaskan, halal bi halal virtual itu dihadiri alumni dari berbagai angkatan, termasuk Pejabat Gubernur Aceh periode 2005-2006, Dr Mustafa Abubakar, serta para senior dan junior berasal dari berbagai daerah di Aceh.
"Alhamdulillah, halal bi halal ini mendapat respon besar dari para alumni yang berasal dari lintas generasi, ke depan kita bisa makin erat lagi," kata Razali AR, kini menduduki jabatan Sekretaris Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes dan PDT).
Mustafa Abubakar yang di kalangan alumni akrab disapa "Bang Mus" juga Tuha Peut I AM ACEH, menyampaikan harapan kepada alumni tetap berpikir dan berkomitmen membangun Aceh walau saat ini dalam kondisi sulit, tidak saja menghadapi pandemi Covid-19, tetapi juga menghadapi masalah pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan sektor pertanian.
Berbagai pemikiran yang mengemuka dalam diskusi virtual itu kemudian dirangkum oleh Z Imran, yang saat ini menjabat Deputi Direktur Seameo Biotrop dan dosen IPB.
• Ikatan Musara Gayo Gelar Mengaji One Week One Juz Secara Virtual, Bupati Amru Dijadwalkan Ikut
• Beredar Gambar Kartun The Simpsons Memprediksi Kematian George Floyd, Benarkah? Cek Faktanya
Menurutnya, ada tiga kelompok gagasan dan ide selama diskusi. Pertama, memperkuat social capital (modal sosial) dan networking (jaringan) para alumni IPB asal Aceh baik diperantauan maupun yang tersebar di Provinsi Aceh.
Dalam grup WA "I AM ACEH" saja yang dibuat sejak Tahun 2015, tercatat 227 anggota alumni baik aktif dan pasif.
Kekuatan modal sosial yang telah terbangun inilah yang membuat para alumni IPB asal Aceh tetap dapat berhimpun untuk melaksanakan HBH dan silaturahmi secara virtual, walupun tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara konvensional atau pendekatan face to face.
Silaturahmi virtual telah mampu memanggil kembali para alumni IPB asal Aceh lintas angkatan, lintas generasi, dan lintas lokus dengan berbagai bidang yang ditekuni untuk berkumpul dan bertukar ide dan gagasan.
Kedua, memperkuat gerakan pembangunan sektor ekonomi Aceh, khususnya pertanian dalam arti luas. Aceh sangat didukung pertumbuhan ekonominya dari sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Sampai dengan 2019, kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Aceh mencapai 30 persen, suatu kontribusi yang cukup besar dan melebihi sektor-sektor lainnya.
Bahkan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja, termasuk generasi zaman now atau milenial. Sebagai contoh Aceh mencapai surplus 1,3 juta ton atau sekitar 52 persen dari total produksi padi (2,5 juta ton), sementara kebutuhan lokal hanya 1,1 juta ton Gabah Kering Panen (GKP) pada 2018.
Melihat fakta ini, Plt Gubernur Aceh memasang target menjadi 2,7 juta ton GKP agar dapat mencukupi kebutuhan lokal pada 2019. Kontribusi sektor pertanian tentunya juga diberikan oleh komoditas-komoditas andalan Aceh lainnya, termasuk dari perikanan, peternakan, dan kehutanan.
Kepala Dinas Kehutanan Aceh, menginformasikan sampai saat ini (pertengahan 2020) masih surplus beras sebanyak 30 persen dari stok daerah. Fakta ini menunjukkan bahwa Aceh siap ekspor beras ke provinsi tetangganya, Sumatera Utara, jika terjadi krisis pangan. Tapi disisi lain, Aceh sendiri sangat tergantung kepada Medan.
Diskusi merekomendasikan, untuk memutus ketergantungan kepada Sumatera Utara, maka Aceh harus memilih komoditas selain beras yang berpotensi diproduksi di Aceh dan dapat disuplai kepada Medan dan Sekitarnya