Cacing Guinea
Kasus Langka yang Disebabkan Parasit Cacing Guinea Ditemukan di Vietnam, Para Ilmuan Khawatir
Kemunculan kembali cacing Guinea membuat para ilmuan khawatir bahwa parasit yang hampir punah itu mungkin akan bangkit.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM - Kasus langka yang disebabkan oleh cacing Guinea kembali temukan di Vietnam.
Kemunculan kembali cacing Guinea membuat para ilmuan khawatir bahwa parasit yang hampir punah itu mungkin akan bangkit.
Melansir dari Al-Arabiya, Senin (15/6/2020), Cacing Guinea, juga dikenal dengan nama Dracunculus medinensis, adalah salah satu parasit tertua di dunia.
Parasit adalah suatu organisme yang dapat hidup pada tubuh hewan atau manusia.
Kantor berita CNN sebelumnya melaporkan cacing itu bisa setua Alkitab, menyebut parasit yang menyerang manusia sebagai penyakit "ular yang berapi-api."
Cacing Guinea ini adalah parasit berbahaya yang menemukan inangnya melalui air tanpa filter.
Air yang tidak disaring dan hewan air dapat menampung krustasea kecil yang mengandung larva cacing Guinea.
• Hasil Kerja Tak Capai Target, Sejumlah Sales di China Dipaksa Makan Cacing oleh Bos
Setelah cacing dicerna, krustasea mati, melepaskan larva yang kemudian menembus perut inang dan berkembang biak.
Cacing Guinea bisa tumbuh sepanjang satu meter di dalam tubuh inangnya.
Sekitar satu tahun setelah infeksi, parasit itu akan pindah ke bagian bawah kulit.
Kulit akan mengalami seperti melepuh dan terbakar, menandakan parasit betina itu keluar untuk mencari air.

Ketika inang merasa kepanasan pada kakinya dan merendamnya di air, maka itu menyebabkan parasit betina mengeluarkan cairan putih susu yang mengandung jutaan larva ke dalam air.
Larva yang keluar itu akan memulai siklus baru.
• Heboh Ribuan Cacing Tanah Muncul ke Permukaan di Solo, Ini Faktanya dan Analisa Pakar
Ilmuan memperkirakan bahwa cacing itu yang telah ada di abad ke-15 sebelum masehi telah dimusnahkan.
Namun, kasus terakhir yang ditemukan di Vietnam Awal Juni 2020 ini membuat ilmuwan khawatir cacing itu bisa menyebar lagi.
• Jangan Ditiru, Tak Terima Ditanya Guru Tentang PR, Murid Ini dengan Santai Tinggalkan Grup WhatsApp
Cacing Guinea Hampir Punah
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), pada pertengahan 1980-an, ada 3,5 juta kasus manusia yang terinfeksi cacing Guinea,
Pada 2018, upaya kesehatan masyarakat telah memberantas sebagian besar cacing itu dengan lapora kasus pada tahun itu mencapai 28 kasus di seluruh dunia.
“Jika diberantas, cacing Guinea akan menjadi penyakit manusia kedua yang diberantas setelah cacar, dan yang pertama diberantas tanpa menggunakan vaksin atau obat-obatan,” kata CDC AS.
• Viral Bintik Putih pada Ikan Lele Disebut Mengandung Cacing, Benarkah? Ini Ciri Ikan yang Berbahaya
Namun, cacing itu tetap ada di beberapa bagian Afrika, dan sekarang tampaknya telah muncul kembali di wilayah Asia, terutama di Vietnam.
Kasus Vietnam
Situs berita Vietnam Sài Gòn Giải Phóng (SGGP) melaporkan Minggu lalu bahwa seorang lelaki berusia 23 tahun dirawat di rumah sakit di Hanoi, dengan keluhan bengkak dan bernanah di kaki dan lengannya.
Ahli bedah kemudian mengeluarkan lima cacing usus "langka" berukuran antara 30-60 centimeter dari tangannya.
Cacing tersebut belum pernah terlihat sebelumnya di Vietnam, tetapi diidentifikasi oleh kepala bangsal bedah rumah sakit, dokter Tran Thuong Viet sebagai cacing Guinea.
Namun, para ilmuwan tidak yakin dengan hipotesis yang di keluarkan oleh kepala bangsal bedah rumah sakit di Vietnam, dokter Tran Thuong Viet.
• Cacing Pita Berbahaya Bagi Manusia, Begini Cara Deteksi dan Pencegahannya
Berbicara di situs sains AS Gizmodo, Adam Weiss, direktur Program Pemberantasan Cacing Guinea, menyatakan keberatan.
“Ketika Anda mempertimbangkan semua penyakit dunia, ada begitu banyak hal lain yang bisa terjadi.
Dan jika Anda tidak memiliki tingkat kekhususan yang akan kami butuhkan, mungkin sulit untuk menguatkan, "katanya, lapor Gizmodo.
"Itu tidak berarti bahwa ini adalah cacing Guinea," sambungnya.
Upaya dunia untuk memberantas cacing Guinea membuat kasus ini di Vietnam semakin membingungkan dan mengkhawatirkan.
IJurnal ilmiah Nature melaporkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan cacing Guinea akan diberantas sepenuhnya pada tahun 2030.
• Squirmy Mealworms, Cacing yang Secara Alami Mengurai Plastik dan Styrofoam
SGGP melaporkan bahwa pria itu makan banyak "ikan hidup dan kepiting."
Mengingat kelangkaan cacing di Vietnam, ini mendapatan satu solusi bagaimana pria itu bisa terinfeksi cacing ribuan mil jauhnya dari habitat asal.
Kepala WHO bagian penyakit tropis, termasuk cacing Guinea, Dieudonné Sankara mengatakan kepada Gizmodo bahwa mereka sudah melihat situasi.
"Karena ada jenis lain dari parasit yang dapat meniru Dracunculiasis, penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah ini adalah penyakit cacing guinea yang benar," kata Sankara,.
"Jika ini ternyata benar-benar penyakit cacing Guinea, maka penelitian tambahan dan investigasi epidemiologis harus dilakukan untuk memahami sepenuhnya dan bagaimana penyakit ini sampai ke Vietnam," tambahnya.
• Langka, Cacing di Tubuh Pria Ini Berubah Jadi Kanker
Seandainya kasus tersebut berubah menjadi kasus sah cacing Guinea yang akan berakibat buruk bagi upaya seluruh dunia untuk menghilangkan cacing Guinea.
Dan itu akan menambah tekanan yang sudah dihadapi oleh komunitas kesehatan global di tengah pandemi virus corona. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)