Update Corona di Aceh Tamiang
Pakai Sarung dan Baju Koko, Bupati Aceh Tamiang Sidak Posko Perbatasan Covid-19 Jelang Tengah Malam
Bupati Aceh Tamiang Mursil secara mendadak mendatangi Posko Perbatasan untuk memastikan proses pemeriksaan terhadap orang masuk ke Aceh
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Bupati Aceh Tamiang Mursil secara mendadak mendatangi Posko Perbatasan untuk memastikan proses pemeriksaan terhadap orang masuk ke Aceh berjalan sesuai prosedur, Rabu (17/6/2020) menjelang tengah malam.
Kehadiran Mursil ini sempat mengejutkan sejumlah petugas karena tidak menggunakan mobil dinas dan sama sekali tanpa pemberitahuan.
Mengenakan pakaian koko biru dipadu sarung merah marun, Mursil yang baru selesai menghadiri tahlilan meninggalnya istri Wakil Bupati Aceh Tamiang langsung mengecek proses pemeriksaan penumpang kendaraan yang diawali pemeriksaan suhu tubuh.
• Pasien Positif Corona di Aceh Utara Bertambah 9 Orang, Ini Satu Lagi
Setelah sempat berdialog dengan penumpang bus dan sejumlah petugas, Mursil juga memeriksa satu per satu ruangan di jembatan timbang Seumadam yang digunakan petugas untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
• Bupati Bener Meriah Sarkawi Jalani Medical Check Up dan Fisioterapi
“Dari peninjauan malam ini, saya berkesimpulan petugas kita telah bekerja maksimal dalam menjaga Aceh dari ancaman Covid-19.
Ingat posko ini bukan untuk menjaga Aceh Tamiang, tapi untuk menjaga wilayah Aceh secara menyeluruh,” kata Mursil.
Dia tidak menampik kunjungannya ini berkaitan dengan status penderita Covid-19 di Aceh yang bertambah 10 orang pada hari ini.
Menurutnya tidak fair bila bertambahnya kasus Covid-19 ini dibebankan kepada petugas perbatasan di Aceh.
“Malam ini kita lihat bersama kalau proses pemeriksaan sudah cukup baik, sesuai protokol kesehatan, di mana suhu tubuh di atas 38 derajat celcius diharuskan menjalani rapid test,” ujarnya.
• Status PDP dan Positif Covid-19 di Abdya Tetap Kosong, Traveller Capai 1.730 Orang
Namun dia tidak menampik kalau pemeriksaan melalui rapid test ini belum merata dilakukan kepada seluruh penumpang kendaraan yang masuk ke Aceh.
“Ya karena keterbatasan rapid test, pemeriksaan kita lakukan secara acak (random). Kalau dilakukan satu per satu, tidak cukup, kita kekurangan alat,” ungkapnya.
Mursil pun berharap Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh meningkatkan peran menjaga perbatasan Aceh Tamiang dengan Sumatera Utara.
Bentuk bantuan ini disebutnya bisa melalui penambahan petugas ataupun pengiriman alat rapid test ataupun APD.
“Malam ini rapid test tinggal 200 buah, kita berharap ada perhatian dari pihak terkait untuk membantu mengirimkan alat ini,” ungkapnya. (*)
• Kasus Harian Virus Corona Arab Saudi Dekati 5.000 Orang, Terbanyak di Riyadh