Berita Subulussalam
Fakta-Fakta Terkait Ikan Mati Massal di Sungai Longkib Subulussalam Diduga Akibat Keracunan Limbah
Sebenarnya, pascamati massalnya ikan sungai Longkib sehari lalu warga sudah menyampaikan dugaannya kalau peristiwa tersebut disebabkan pencemaran
Penulis: Khalidin | Editor: Nur Nihayati
Camat Longkib, Makmur menduga kuat matinya ikan secara massal di Sungai Longkib akibat pencemaran limbah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Bumi Daya Agrotamas (BDA) di sana.
Keyakinan tersebut muncul menyusul temuan luapan limbah yang masuk ke aliran parit di sekitar kolam limbah PMKS PT BDA, Rabu (17/6/2020) sore tadi.
Camat Longkib Makmur pun meyakini adanya kaitan kematian ikan di sungai dengan kolam limbah meluber ke parit hingga kali di sana.
Bahkan Makmur sempat kesal kepada manager PT BDA lantaran saat dia bersama anggota DPRK Subulussalam turun tidak ditunjukan lokasi kolam limbah terkait.
“Kami yakin jika limbah ini mencemari sungai hingga membuat ikan-ikan kemarin mati massal,” ujar Makmur menunjukan sejumlah bukti mulai adanya bekas sisa limbah keluar kolam dan mengalir ke parit hingga timbunan tanah yang baru.
Hal senada disampaikan Khalidin Anak Ampun, anggota DPRK Subulussalam.
Khalidin meminta pihak perusahaan segera jujur dan berterus terang terkait pencemaran sungai akibat limbah pabriknya.
Menurut Khalidin, fakta di lapangan sudah mengarah adanya pencemaran sungai hingga menyebabkan ikan mati secara massal kemarin.
Awalnya, saat rombongan anggota DPRK Subulussalam yang langsung dipimpin ketua Ade Fadly Pranata Bintang serta Wakilnya Dewita Karya gagal menemukan bukti limbah masuk ke sungai alias bocor.
Namun berapa jam setelah pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) serta anggota dewan beranjak pergi, beberapa warga menemukan kolam limbah yang diduga meluap. Kolam limbah yang meluap dan mengalir ke parit tersebut diduga menjadi penyebab matinya ikan secara massal di wilayah itu.
Adalah kolam nomor tiga yang ditemukan terdapat bekas luapan limbah hingga meluber ke tepi dan mengalir ke parit hingga kali. Selain itu di sekitar tepi kolam terdapat bekas timbunan tanah yang masih segar.
Penimbunan tepi kolam tersebut diyakini baru dikerjakan paling lama satu hari atau bertepatan setelah limbah meluber. Parit bekas aliran limbah bermuara ke kali hingga sungai lokasi ikan mati massal.
Bukan hanya itu, tak jauh dari kolam terdapat tumpukan limbah padat yang masih mengental di permukaan air parit. Parit ini sendiri airnya mengalir ke sungai Longkib. Berdasarkan informasi dari sejumlah sumber sudah lazim setiap pabrik memiliki sembilan kolam. Nah, biasanya kolam 1 sampai 8 masih berbahaya atau mengandung racun dan jika masuk ke sungai dapat menyebabkan kematian hewan-hewan.
Adapun kolam sembilan biasanya sudah aman karena PH nya diatas 7 sehingga tidak berbahaya lagi bagi hewan air. Sementara limbah yang terpantau meluber hingga tumpah ke parit berasal dari kolam nomor 3.
Informasi lain selain limbah pabrik muncul kabar jika adanya kebocoran tangki penampungan Crude Palm Oil/CPO hingga meluap ke parit dan masuk ke kali.