Luar Negeri
Gadis 22 Tahun Ini Tewas Dikapak Sang Ayah, Gara-gara Pulang Jam 11.30 Malam
Rayhaneh Ameri yang berusia 22 tahun dibunuh ayah kandungnya Rayhan, Senin (15/6/2020) malam, hanya gara-gara pulang jam 11:30 malam.
SERAMBINEWS.COM - LAGI-LAGI honour kiling atau 'pembunuhan demi kehormatan' terjadi di Iran.
Rayhaneh Ameri yang berusia 22 tahun dibunuh ayah kandungnya Rayhan, Senin (15/6/2020) malam, hanya gara-gara pulang jam 11:30 malam.
Laporan awal, ayah Rayhaneh "dengan bangga" mengaku membunuh putrinya dengan kapak.
Namun kepolisian Iran membantah informasi ini menyatakan Rayhan sengaja membunuh putrinya karena honour killing.
Pembunuhan Rayhaneh terjadi dua hari setelah pembunuhan Fatemeh Barihi, 19, dipenggal suaminya, 13 Juni 2020 di Kota Abadan, Iran.
Sebelumnya, publik Iran juga dikejutkan dengan pembunuhan Romina Ashrafi yang berusia 14 tahun oleh ayah kandungnya, pekan terakhir Mei 2020.
Dalam laporan terperinci pada Selasa 16 Juni, kantor berita lokal Rokna mengatakan, "Pada Senin pagi, ketika kakak perempuan Rayhaneh mengunjungi rumah orangtuanya, dia menemukan rumah itu berantakan, dan tidak ada orang di rumah."
Setelah ibu Reyhaneh kembali, keduanya pergi ke kamar Rayhaneh dan menemukan pakaian yang berlumuran darah.
Kemudian, polisi menemukan jejak darah yang mengarah ke mobil ayah Rayhaneh.
Berdasarkan pelacakan ponsel, ayah Rayhaneh diketahui telah pergi ke desa terdekat.
Setelah ditemui polisi, dia mengaku membunuh putrinya dengan kapak lalu pergi ke desa lain.
Menurut laporan Rokna, ayah Rayhaneh mengaku membunuh putrinya pada jam sebelas malam.
Berdasarkan laporan forensik, Rayhaneh masih hidup dua jam sebelum polisi tiba di lokasi.
Rokna juga melaporkan bahwa ia juga mencoba membunuh putrinya pada 2017, tetapi "diselamatkan" oleh saudara perempuannya.
Sejak Selasa lalu, warga Iran meluapkan kemarahannya di media sosial.
"Rayhaneh Ameri, Romina yang lain; seorang gadis muda yang dibunuh oleh kapak ayahnya, hanya karena pulang terlambat.
Kami akan kembali ke Zaman Batu dan Es, ketika mereka hanya berburu dan membunuh binatang untuk bertahan hidup. Mereka tidak membunuh spesies mereka sendiri, " ujar seorang pengguna media sosial.
Namun sehari kemudian, Wakil Kepala Polisi di Provinsi Kerman, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Kolonel Kourosh Ahmad Yousefi pada kantor berita resmi, IRNA, membantah Rayhaneh dibunuh memakai kapak.
Menurutnya, kematian Rayhaneh tidak disengaja, saat ayahnya marah dan cekcok dengan putrinya, ayahnya melemparkan sebatang besi yang mengenai kepala gadis 22 tahun itu dan meninggal.
Dua hari sebelumnya, Fatemeh Barihi, 19, dipenggal suaminya pada 13 Juni di kota Abadan, Iran barat daya.
Fatemeh terpaksa menikah dengan sepupunya yang kejam pada usia 17 tahun.
Media pemerintah membenarkan pembunuhan keji ini.
Pembunuhan ini dari Fatemeh yang melarikan diri dari suaminya dan mengkhianatinya sehari setelah pernikahan mereka.
Pembunuh, Habib, 23, yang adalah sepupu Fatemeh, membawa senjata pembunuh, yang merupakan pisau berdarah, ke kantor polisi.
Di keluarga ini, tradisi honour killing sudah dialami bibi Fatemeh, yang dibunuh saudara laki-lakinya dan suaminya setelah mengajukan perceraian beberapa tahun yang lalu karena kecanduan suaminya. (*)
• Kemensos Serahkan Paket Bantuan untuk 113 ODHA dan ADHA Terdampak Covid-19
• Tampung Belasan Keluhan Warga Terkait Lonjakan Tagihan Listrik, YARA Temukan Fakta Ini
• Bantu Jaga Stok Darah, PLN Aceh Kumpulkan Darah 39 Kantong
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Gara-gara Pulang Jam 11.30 Malam Gadis 22 Tahun Tewas Dikapak Sang Ayah,