Luar Negeri
Makin Panas! Mahathir Mohamad Putuskan Hubungan dengan Anwar Ibrahim, Tolak Bekerja Sama Lagi
Hubungan dua politisi senior Malaysia mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan Pemimpin Oposisi Anwar Ibrahim semakin panas.
SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR – Hubungan dua politisi senior Malaysia mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan Pemimpin Oposisi Anwar Ibrahim semakin panas.
Mahathir bereaksi keras setelah Anwar dan partai pimpinannya Partai Keadilan Rakyat (PKR) menolak proposal koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH) mencalonkan Mahathir untuk ketiga kalinya sebagai orang nomor satu di negeri “Jiran”.
“Saya tidak akan bekerja sama lagi dengan Anwar karena dia tidak ingin bekerja sama dengan saya. Saya harus mencari opsi lain untuk menjabat kembali sebagai PM. Pastinya ada jalan lain.” ucap Dr M, panggilan akrabnya ketika diwawancarai Sin Chew Daily, Selasa (23/06/2020).
Mahathir mengkritik pedas keputusan Anwar yang menurutnya tidak tepat.
“Anwar sudah sangat lama menjadi oposisi. Sebelum saya bergabung dengan koalisinya, terbukti mereka gagal pada pemilu 2008 dan 2013. Mereka tidak dapat menang.”
“Ketika saya bergabung, Pakatan mendapat dukungan yang signifikan dari suku Melayu dan berhasil menang.”
Mahathir merujuk perannya telah berhasil menggiring warga suku Melayu untuk memilih Pakatan Harapan pada pemilu 2018 lalu.
Politisi yang akan berusia 95 tahun pada 10 Juli mendatang itu menegaskan Pakatan jelas memerlukan suara suku Melayu.
“Suku Melayu tidak akan memberikan suara mereka kepada partai multi-rasial, mereka hanya akan memilih partai Melayu, salah satunya melalui partai saya Bersatu.” tukas Mahathir.
Mentoknya Rencana “Kudeta” Mahathir Ketidakharmonisan Mahathir dan Anwar tidak terlepas dari perebutan kursi calon PM Pakatan antara dua musuh bebuyutan politik itu.
Mahathir bersikukuh agar Pakatan mencalonkan dirinya untuk memuluskan upaya mengudeta pemerintahan Perikatan Nasional Perdana Menteri Muhyiddin Yassin melalui mosi tidak percaya, yang dijadwalkan ketika parlemen kembali bersidang Juli.
Suami Siti Hasmah itu bahkan berjanji akan menandatangani perjanjian hitam putih hanya menjabat sebagai 6 bulan sebelum menyerahkan kekuasaan kepada Anwar.
Dia juga akan mengangkat Anwar sebagai Deputi Perdana Menteri. Anwar berbeda pendapat.
Dia mengisyaratkan sudah waktunya Mahathir move on dan menilai dirinya sebagai calon PM yang tepat mewakili Pakatan.
Dalam wawancara dengan jurnalis Channel News Asia Melissa Goh, politisi berusia 72 tahun itu menyatakan transisi pendek akan membuat tugas PM Malaysia tak efektif.
Anwar menjelaskan ketika transisi itu diterapkan, setelah dua bulan publik akan bertanya kembali kapan Mahathir memenuhi janjinya atau apa yang terjadi kemudian.
"Apakah engkau akan punya kabinet yang sama ataukah berubah? Enam bulan itu Anda tidak bisa fokus mereformasi semuanya," jelasnya.
Anggota parlemen dari Port Dickson itu jika terpilih sebagai PM berencana menawarkan kursi Menteri Senior atau Menteri Mentor kepada Mahathir.
Namun, Mahathir menyatakan akan menolak tawaran tersebut.
Mahathir menegaskan dia ingin jadi PM Malaysia untuk ketiga kalinya demi "memperbaiki" dugaan korupsi dari ketidakbecusan pemerintahan Muhyiddin dan pendahulunya Najib Razak.
Mahathir Mohamad Tantang Najib Razak, Ada Apa?

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad melontarkan tantangan kepada pendahulu sekaligus muridnya, Najib Razak.
Dalam tantangannya, Mahathir meminta bukti tudingan Najib, di mana dia membiarkan anaknya melakukan KKN selama dirinya menjabat.
Dalam tulisannya di blog, Mahathir Mohamad mengklaim bahwa dia tidak pernah memberikan kontrak pemerintah kepada anak-anaknya.
"Baru setelah saya mundur, mereka mulai berbisnis di Malaysia. Namun, mereka tidak melakukannya dengan kontrak pemerintah," tegasnya.
Karena itu, mantan PM Malaysia berusia 94 tahun itu menantang agar Najib Razak bisa memberikan bukti bahwa anaknya melakukan KKN.
"Sama seperti bukti dokumen yang membuktikan engkau sebagai MO1 mengambil uang dari 1MDB," ujar politisi berjuluk Dr M tersebut.
Dilansir Malay Mail Selasa (23/6/2020), Mahathir merujuk kepada skandal 1Malaysia Development Berhad yang menjeret Najib.
Penyelidikan di AS mengungkapkan, dana yang dicuri dari 1MDB dikirim ke rekening sosok yang disebut "Pejabat Malaysia 1" atau "MO1", merujuk pada Najib.
Unggahan Mahathir juga mengomentari discharge not amounting to an acquittal (DNAA), atau pembebasan namun bukan berarti bebas murni, dari anak tiri Najib.
Riza Shahriz Abdula Aziz mendapatkan keputusan dari pengadilan tersebut atas lima dakwaan pencucian uang yang menjeratnya pada Mei lalu.
Dakwaan itu melingkupi dugaan dia menerima 248.173.104 dollar AS, atau setara 1,075 miliar ringgit sesuai kurs sekarang, pada April 2011 dan November 2012.
Dalam tulisannya, PM yang pernah berkuasa pada 1981 sampai 2003 itu menyebut DNAA tersebut merupakan kesepakatan yang manis.
Menggunakan analogi ayam curian, Mahathir menyerukan kepada anak tiri Najib itu untuk menyerahkan uang yang diambilnya ke Malaysia.
Sebabnya, Riza hanya diperintahkan untuk mengembalikan 107,3 juta dollar AS, atau kurang dari setengah jumlah yang dituduhkan terhadapnya.
"Ini seperti mencuri 10 ekor ayam. Anda harus mengembalikan semuanya. Tidak peduli Anda sudah memasak atau menjual sembilan di antaranya," sindir Dr M.
Dia sudah menerangkan, keputusan pengadilan memberikan pembebasan bersyarat kepada Riza tidak berarti kejahatan terhadapnya gugur.
Dia menuturkan tawar menawar terkait dakwaan bukanlah hal umum di Negeri "Jiran", seraya menyebut kasus Najib dan kroninya ditangani "terlalu murah hati".
• Per 24 Juni 2020, Ini Jumlah ODP, PDP, dan Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Lhokseumawe
• Mengenal Sosok Serma Rama Wahyudi, Prajurit TNI AD yang Gugur Saat Misi Perdamaian di Kongo
• Pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2020 Bakal Digelar Dalam Dua Gelombang
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Putuskan Hubungan, Mahathir Tolak Bekerja Sama Lagi dengan Anwar Ibrahim",