Info Subulussalam

Jaga Ketahanan Pangan di Era Pandemi, Distanbunnakkan Subulussalam Gencarkan Pengembangan Jagung

Menurut Sulaiman, di Subulussalam, jagung menjadi salah satu primadona masyarakat dalam beberapa tahun terakhir.

Penulis: Khalidin | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Wali Kota Subulussalam H Affan Alfian Bintang SE didampingi Wakilnya Drs Salmaza menggelar tanam perdana jagung  di Desa Jambi Baru, Kecamatan Sultan Daulat, Selasa, (23/06/2020). 

Laporan Khalidin I Subulussalam 

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Pemerintah Kota Subulussalam terus menggerakan petani untuk pengembangan komoditi jagung di daerah tersebut.

Program atau kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menjaga ketahanan pangan dalam masa pandemic covid-19.

Demikian antara lain disampaikan Ir Sulisman Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan (Distanbunnakkan) Subulussalam kepada Serambinews.com, Sabtu (27/6/2020).

Sulisman mengaku pihaknya terus menggerakan masyarakat, untuk bersama-sama meningkatkan gotong-royong ketahanan pangan, serta pola gaya hidup sehat.

Selain mendorong masyarakat agar terus melakukan pencegahan menghadapi Covid-19, kata Sulisman, program pemerintah juga berkaitan dengan ketahanan pangan. 

Menurut Sulaiman, di Subulussalam, jagung menjadi salah satu primadona masyarakat dalam beberapa tahun terakhir.

Sedang Jadi Primadona, Tanaman Hias Ini Diberi Nama Puring Ayu Ting Ting, Berapa Harganya?

Sehingga jagung menjadi komoditas pertanian paling banyak digeluti masyarakat Kota Sada Kata itu.

Mantan Sekretaris DPRK Subulussalam ini mengharapkan program pengembangan jagung bisa menciptakan masyarakat yang produktif, berinovasi dalam memulihkan kembali perekonomian selama pandemi corona. 

Lebih jauh Sulisman berharap  dengan mandiri pangan bisa membuat masyarakat sehat dan tetap bisa memperkuat perekonomian di era krisis sekarang.

Sulisman menambahkan, jika gebrakan pengembangan sektor pertanian sebagai wujud visi misi dia bersama wakilnya Drs Salmaza MAP di bidang peningkatan perekonomian. 

Dikatakan, selama ini berdasarkan pengkajian di lapangan masyarakat tidak mampu mengelola tanaman kelapa sawit atau sektor perkebunan.

Sebab, selain sulit mendapat bibit yang bagus juga berat dalam perawatan.

Kecuali itu, harga jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit saban waktu membuat petani menjerit.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved