Viral Medsos
Tagar ‘Aceh’ Puncaki Trending Topic Twitter, Warganet Ramai Puji Aceh Pahlawan untuk Rohingya
Atas rasa kemanusiaan itulah, dunia memuji Aceh atas sikap saling tolong menolong. Maka tak heran,jika tagar Aceh memuncaki tranding topik Indonesia.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
Aparat keamanan kemudian memutuskan menarik kapal itu menjauh dari pantai dengan menggunakan dua speedboat.
Saat penarikan itulah warga mulai menyuarakan protes. Mereka menolak kapal ditarik menjauh dari tepi pantai.
"Sayang that aneuk mit mantong ipip deik lam kapai dum. Kapai reuleh dan boco. Kiban meunyoe lham. Tarek keuno aju, kamoe yang bi bu (Sayang sekali anak-anak kecil masih ada yang menyusui di dalam kapal. Kapal rusak, dan bocor. Bagaimana kalau tenggelam. Tarek kemari sekarang, kami yang beri makan)," teriak salah seorang warga.
Warga pun terlihat semakin emosi, bahkan ada yang mengambil speedboot bertuliskan Basernas, berupaya menjemput kapal Rohingya kembali ke tepi pantai.
Sementara di sisi lain, beberapa perempuan terlihat menangis.
• Israel Bakal Caplok Tepi Barat Palestina, Sayap Militer Hamas Siap Jihad
Mereka juga mengaku sedih dengan kondisi kapal imigran Rohingya yang harus ditarik kembali menjauh dari tepi pantai.
Sekitar 20 menit kemudian, kapal akhirnya kembali ditarik mendekat ke tepi pantai.
Warga pun semakin ramai menyaksikan kapal imigran tersebut, memenuhi pondok-pondok yang ada di tepi pantai.
Atas kondisi tersebut, pihak keamanan pun memasang garis pengaman di tepi pantai, agar warga tidak bisa mendekat.
Disamping itu, atas dasar rasa solidaritas, warga Lancok juga menggalang bantuan dari masyarakat yang datang.
Koordinator Penggalang Dana, Azhari Tayeb, menyebutkan, penggalangan dana sudah dimulai sejak pukul 13.00 WIB. Tahap pertama sudah terkumpul uang mencapai Rp 1,3 juta.
Menjelang sore atau sekitar pukul 16.00 WIB, warga akhirnya sepakat menurunkan para imigran.
Kapal ditarik menggunakan satu boat nelayan menuju ke tepi pantai.
Setelah merapat, warga menurunkan mereka satu per satu, dimulai dari anak-anak, kaum perempuan, dan terakhir kaum laki-laki.
Setelah itu, mereka dikumpulkan di sebuah lokasi.