Di Indonesia Dianggap Menjijikkan, Lalat di Negara Ini Malah Dijual dengan Harga Fantastis!
Seorang profesor di wilayah timur China membuat peternakan lalat, ternyata untuk mendaur ulang sampah rumah tangga.
Metabolisme mereka membantu proses pembusukan sampah yang akhirnya menghasilkan produksi turunan berupa pupuk dan makanan hewan.
"Saya memulai eksperimen ini pada 2014."
"10 ton sampah bisa menghasilkan 1,2 ton lalat,"kata Zhang.
Zhang mengatakan, saat peternakan lalat itu dibuka pertama kali pada 2016, tidak ada warga yang mau membuang sampah rumah tangganya ke tempat itu.
Namun, berkat upaya pemerintah lokal mendorong upaya daur ulang sampah, kini peternakan lalat itu menampung 12 ton sampah sehari.
Zhang menegaskan, seluruh proses daur ulang di tempat itu amat bersih dan aman.
Sebab, lalat tidak membawa patogen atau mikroorganisme.
Lalat dewasa hanya minum air dan hidup hanya 10 hari.
Sementara larva lalat atau belatung hanya makan sampah.
• Guyonan Jenderal Idham Azis: Saya yang Goblok Saja Jadi Kapolri, Gimana Kalau Pinter?
• China Renggut Kebebasan Hong Kong, UU Keamanan Nasional Resmi Disahkan
• Inilah Para Pebalap MotoGP yang Pernah Cedera karena Main Motocross, Dari Rossi hingga Marquez
• Dikenal Sebagai Dai Kondang, Ini 3 Sayap Bisnis Ustaz Abdul Somad yang Belum Banyak Diketahui Orang
Lalat Dijual Mahal di China
Pada 2016, Zhang membangun tiga rumah kaca.
Satu rumah kaca hanya digunakan untuk menghancurkan dan mengaduk sampah.
Lalu, setelahnya probiotik dimasukkan ke dalam sampah yang sudah hancur itu untuk mengubahnya menjadi tempat telur lalat menetas menjadi belatung.
Sementara rumah-rumah kaca lainnya berisi tumpukan nampan, yang berisi sampah rumah tangga yang sudah diolah untuk menampung belatung.
Belatung di sampah itu kemudian tumbuh dengan mengonsumsi nitrogen, fosfor, dan minyak yang ada di dalam sampah.