Luar Negeri
Presiden Rusia Sah Berkuasa Sampai 2036, Sampaikan Terima Kasih ke Rakyatnya
residen Rusia, Vladimir Putin, Kamis (2/7) akhirnya sah berkuasa sampai tahun 2036. Pemungutan suara untuk perubahan konstitusi didukung sebagian
SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin, Kamis (2/7) akhirnya sah berkuasa sampai tahun 2036.
Pemungutan suara untuk perubahan konstitusi didukung sebagian besar rakyat Rusia.
Putin yang berkuasa 16 tahun lagi, tampaknya ingin mengimbangi Presiden China, Xi Jinping yang berkuasa seumur hidup.
Putin langsung menyampaikan terima kasih kepada rakyatnya yang telah memilihnya tetap berkuasa sampai 2036.
Rakyat Rusia memberikan suara mendukung amandemen kontroversial terhadap konstitusi yang dapat memperluas cengkeramannya pada kekuasaan.
Dilansir AFP, Kamis (2/7/2020), pihak oposisi dan para pemimpin Barat menyuarakan kritikan atas dugaan pelanggaran jajak pendapat.
Komisi Pemilihan Umum Rusia, Kamis (2/7) mengumumkan hampir 78 persen pemilih mendukung perubahan konstitusi.
Sehingga, Putin (67) dapat tetap berkuasa hingga 2036.
• India Beli 42 Jet Tempur Sukhoi dan MiG-29 Buatan Rusia, Siap Hadang China di Lembah Galwan
• AS Sebut Presiden China, Xi Jinping Sebagai Penerus Diktator Brutal Rusia, Joseph Stalin
• Menhan India Kunjungi Rusia, Minta Pengiriman Sistim Pertahanan Udara Canggih S-400
"Terima kasih banyak atas dukungan dan kepercayaan Anda," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi.
Dia juga memperingatkan Rusia modern masih dalam proses pembentukan.
"Sangat sedikit waktu yang telah berlalu sejak bubarnya Uni Soviet," kata Putin.
"Kami membutuhkan stabilitas dan waktu untuk memperkuat negara dan lembaganya,” tambahnya.
Rusia mulai melakukan pemungutan suara minggu lalu pada paket perubahan konstitusi yang diusulkan oleh Putin awal tahun ini.
Termasuk pengaturan ulang batas masa jabatan presiden yang memungkinkan dia untuk menjalankan dua kali lagi setelah masa jabatan enam tahun saat ini berakhir pada 2024.
Amandemen lainnya memperkuat kekuatan presidensial dan parlementer, mengabadikan nilai-nilai tradisional.
