Sekolah Boarding Masih Terapkan Belajar dari Rumah

Selaras dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, yang melarang sekolah berasrama

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Sekolah Boarding Masih Terapkan Belajar dari Rumah
IST
DR. SAMINAN ISMAIL, M.PD, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh

BANDA ACEH - Selaras dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, yang melarang sekolah berasrama (boarding school) dibuka pada tahun ajaran baru 2020/2021, pemegang otoritas pendidikan di Aceh juga akan mengikuti keputusan tersebut. Karena itu, sekolah boarding di Aceh untuk sementara waktu masih menerapkan sistem belajar dari rumah.

“Sesuai keputusan empat menteri, untuk sementara waktu sekolah boarding tetap melaksanakan sistem belajar dari rumah (BDR). Hal itu dilakukan agar siswa-siswa lebih aman dari Covid-19,” ujar Kabid SMA dan PKLK Dinas Pendidikan Aceh, Zulkifli MPd, menjawab Serambi, di Banda Aceh, Kamis (2/7/2020).

Terpisah, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Banda Aceh, Dr Saminan Ismail MPd mengatakan, pihaknya juga akan mengikuti petunjuk pusat, di mana sekolah boarding belum dibolehkan melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka pada awal tahun ajaran baru ini. Bahkan, menurut Saminan, dengan bertambahnya kasus positif Covid-19 di Banda Aceh, rencana masuk sekolah pada 13 Juli mendatang masih akan ditinjau ulang. “Hal itu demi keselamatan peserta didik, di tengah masa pandemi,” katanya.

Untuk semua kemungkinan itu, menurut Saminan, pihaknya sudah menyiapkan skenarionya. Jika sekolah akan dilakukan tatap muka, maka mereka sudah menyiapkan prosedur belajar yang aman. Namun, tambahnya, jika sekolah boarding pada tahun ajaran baru ini dilanjutkan secara daring, pihaknya juga sudah menyiapkan rencana lain.

Disdik, sebut Saminan, akan menggunakan aplikasi e-belajar untuk memberikan materi kepada peserta didik dengan diawasi oleh orang tua. "Kita sudah siapkan plan A dan plan B. Jadi atau tidak belajar tatap muka sudah ada skenarionya. Kalau lanjut daring, maka orang tua kita minta berperan sebagai guru di rumah. Nanti, materi akan diberikan oleh guru yang berkoordinasi dengan orang tua peserta didik," jelas Saminan.

Akan permanen

Sementara itu, Mendikbud Nadiem Makarim, mengatakan, metode pembelajaran jarak jauh nantinya bisa diterapkan permanen seusai pandemi Covid-19. Menurut analisis Kemendikbud, pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar akan menjadi hal yang mendasar.

"Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, di Senayan, Jakarta, Kamis (2/7/2020).

Dia mengatakan, pemanfaatan teknologi ini akan memberi kesempatan bagi sekolah melakukan berbagai macam modeling kegiatan belajar. "Kesempatan kita untuk melakukan berbagai macam efisiensi dan teknologi dengan software dengan aplikasi dan memberi kesempatan bagi guru-guru dan kepala sekolah dan murid-murid untuk melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management system itu potensinya sangat besar," tuturnya.

Menurut Nadiem, hal ini terbukti dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19. Ia menilai, para guru dan orangtua akhirnya mencoba beradaptasi dan bereksperimen memanfaatkan teknologi untuk kegiatan belajar.

"Walau sekarang kita semua kesulitan beradaptasi dalam PLJ, tapi belum pernah dalam sejarah Indonesia kita melihat jumlah guru dan kepala sekolah yang bereksperimen dan orangtua juga bereksperimen beradaptasi dengan teknologi," ucapnya. "Jadi ini merupakan sebuah tantangan dan ke depan akan menjadi suatu kesempatan untuk kita," kata Nadiem. (mun/kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved