Luar Negeri

Disambar Petir, Tiga Korban Dikubur dengan Kotoran Sapi untuk Pengobatan, Akhirnya Tragis

Segala sesuatu yang berasal dari sapi adalah suci, sehingga kotoranya pun dianggap sebagai obat atau ramuan yang dapat menyembuhkan penyakit.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
The New Indian Express/EPS
Salah seorang wanita yang dikubur dalam kotoran sapi oleh beberapa warga distrik Jhpur, Chhattisgarh, India, dalam upaya untuk 'menyembuhkan'nya akibat terkena sambaran petir, Senin (29/6/2020). 

Tiga orang, termasuk seorang wanita, dikubur dalam kotoran sapi oleh beberapa warga desa dalam upaya untuk 'menyembuhkan' mereka akibat disambar petir

SERAMBINEWS.COM – Di India, masyarakatnya mempercayai sapi adalah makhluk yang paling suci.

Segala sesuatu yang berasal dari sapi adalah suci, sehingga kotoranya pun dianggap sebagai obat atau ramuan yang dapat menyembuhkan penyakit.

Namun, baru-baru ini kotoran sapi India tidaklah majur dalam mengobati tiga orang yang tersambar petir.

Tiga orang, termasuk seorang wanita, dikubur dalam kotoran sapi oleh beberapa warga desa dalam upaya untuk 'menyembuhkan' mereka.

Tiga orang tersebut diketahui tersambar petir ketika mereka berteduh di bawah sebuah pohon di distrik Jhpur, Chhattisgarh, India, Senin (29/6/2020).

“Tiga penduduk desa ditanam dari kaki ke leher dalam kotoran sapi selama berjam-jam setelah mereka terkena petir” kata seorang petugas polisi setempat, dikutip dari The New Indian Express, Sabtu (4/7/2020).

Menjijikan! 77 Murid Sekolah di NTT Dihukum Telan Kotoran Manusia, Siswa: Kami Tidak Bisa Melawan

Percaya Tak Akan Tertular Virus Corona, Air Kencing Sapi Diminum Ratusan Umat Hindu India

Seorang Politisi India Klaim Kencing dan Kotoran Sapi Bisa Meyembuhkan Virus Corona

Setelah warga mengubur ketiga korban sambaran petir, dua orang diantaranya termasuk seorang wanita meninggal.

“Dua dari mereka termasuk seorang wanita meninggal kemudian. Mereka berlindung di bawah pohon di sawah karena petir ” kata petugas kepolisan itu.

Setelah itu, mereka kemudian dipindahkan ke rumah sakit di mana dua dari mereka dinyatakan meninggal oleh tim medis.

Dua korban tewas itu adalah Champa Raut (21) dan Sunil Sai (23) yang kemudian dibawa ke rumah sakit setempat atas perintah beberapa penduduk desa.

Seorang yang berhasil selamat dan mengalami luka-luka terkena petir sedang menjalani perawatan.

Warga setempat percaya bahwa insiden menguburkan orang dengan kotoran sapi masih terus terjadi hingga sekarang.

Gara-gara Sapi Masuk Rumah dan Rusak Tanaman, Pria Ini Bunuh Tetangga: Pukul dan Injak Korban

Polda Aceh Lakukan Penyelidikan Perternakan Sapi di Saree Mencapai Rp 158 Miliar

Viral, Seorang Ayah Memeluk Anaknya yang Sudah Meninggal Setelah Diduga Ditolak Pihak Rumah Sakit

Warga masih belum memiliki kesadaran karena masih mempercayai pada suatu kepercayaan tahayul.

“Di daerah pedesaan dan kadang-kadang bahkan di daerah perkotaan juga, mereka yang tersambar petir dikubur dengan kotoran sapi alih-alih bergegas ke rumah sakit,” kata seorang penasihat senior, Subha Mishra.

“Sudut pandang irasional seperti itu tetap ada dan administrasi tetap acuh tak acuh terhadap perubahan persepsi yang tidak berdasar, ” terangnya.

Ada sebuah anggapan bahwa kotoran sapi memberikan efek dingin dan penyembuhan pada tubuh yang terkena luka bakar.

“Karena kurangnya pemahaman tentang praktik spekulatif yang keliru seperti ini terus berlanjut di kalangan penduduk desa selama beberapa dekade,” kata Shankar Lal Baghel, kepala polisi distrik Jashpur.

“Mereka tetap tidak tahu tindakan cepat apa yang harus dimulai jika seseorang tersambar petir, ” ujarnya.

Kisah Seorang Pria Meninggal Sehari Setelah Memeluk Islam, Minta Disyahadatkan Oleh Pembantunya

Mau Merampok dan Todongkan Senjata, Tiba-Tiba Perampok Ini Berubah Pikiran dan Memeluk Korban

Seorang Penggemar Memeluk Islam Usai Mendengar Lagu Aisyah Isteri Rasulullah Oleh Siti Nurhaliza

Otoritas India telah mengerahkan para dokter untuk mengkampanyekan pemberantasan takhayul dan menanamkan pemikiran secara ilmiah kepada para penduduk.

“Cedera yang disebabkan oleh petir sangat serius dan menyebabkan jantung dan pernapasan, dehidrasi, dan bahkan menyebabkan ketidaksadaraan,” kata Dr. Dinesh Mishra, yang tergabung dalam kampaye itu.

“Banyak penduduk yang sering menunda perawatan medis bagi pasien selama jam-jam kritis sering menjadi tragis.” Katanya.

Mishra mengatakan hampir di semua daerah seperti itu di mana insiden petir sering dilaporkan.

Padahal, lanjutnya, pihak rumah sakit telah menyiapkan 8-10 tempat tidur yang diperuntukkan untuk menangani kasus darurat yang terkena petir dari bulan Juni hingga Oktober.

Dia merasakan perlu untuk meningkatkan kesadaran di kalangan penduduk pedesaan. (Serambinews.com/Agus Ramadahan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved