Pemulangan Jenazah
Warga Beuruneun Meninggal di Jakarta, Jenazahnya Diterbangkan ke Aceh
Jenazah Zakaria diterbangkan dari Jakarta dengan Batik Air melalui Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, menuju Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Fikar W Eda I Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Aceh melalui Badan Perhubungan Pemerintah Aceh (BPPA) kembali memfasilitasi pemulangan jenazah Zakaria (60), warga Beuruneun, Kecamatan Mutiara, Pidie , yang meninggal dunia di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi, Jakarta Timur, Minggu (5/7/2020).
Jenazah Zakaria diterbangkan dari Jakarta dengan Batik Air melalui Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, menuju Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh, Senin (6/7/2020) pagi.
Kepala BPPA Almuniza Kamal SSTP, MSi mengatakan, pemulangan jenazah warga Aceh kurang mampu dari Jakarta merupakan amanah dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh H Ir Nova Iriansyah MT.
"Kita akan selalu memfasilitasi pemulangan jenazah warga Aceh yang meninggal di Jakarta atau Jabodetabek. Karena ini merupakan bagian dari fardhu kifayah,” ujar Almuniza Kamal
Almarhum Zakaria selama ini tinggal di Jatinegara Kaum, Pulo Gadung, Jakarta Timur, bersama seorang istri dan sudah lama menderita berbagai penyakit.
• PMI Lhokseumawe Bangun 6 Unit MCK untuk Pengungsi Rohingya
• Jadi Menteri Pertahanan, Segini Harta Kekayaan yang Dimiliki Prabowo Subianto
• SMP dan SMA Rampungkan Persiapan Sekolah Tatap Muka 13 Juli di Nagan Raya, SD Diundur 14 September
"Sejak awal, almarhum sudah menderita berbagai macam penyakit. Sudah komplikasi, karena beliau juga sudah tua," kata Ketua Taman Iskandar Muda (TIM) Cabang Klender, Iswanda Rasyid SH, yang berada di lokasi.
Sebelum meninggal, tambah Iswanda, almarhum yang pekerjaan sehari-harinya sebagai penjahit, tengah menjahit di rumahnya.
"Namun, sekitar pukul 10.00 WIB, tiba-tiba mengeluh sakit, dan langsung dibawa ke rumah sakit. Sekitar satu jam kemudian, beliau sudah meninggal," kata Iswanda.
Almarhum selama ini, hanya tinggal bersama istri. Tiga orang anaknya tinggal di asrama pondok pesantren.
Iswanda menceritakan, almarhum aktif dalam organisasi paguyuban masyarakat Aceh di Jakarta, TIM.
"Setiap ada kegiatan di TIM Cabang beliau selalu hadir. Apabila ada musibah orang meninggal, almarhum hadir tanpa melihat status sosialnya, baik orang kurang mampu atau orang kaya," kisah Iswanda.
"Kalau ada kegiatan di Meunasah Aceh di Klender, almarhum tidak segan-segan ikut membantu memasak, dan lainnya yang bisa almarhum kerjakan," katanya.
Almarhum merantau ke Jakarta sejak konflik di Aceh. Pada 1991 almarhum membuka usaha menjahit di rumah kontrakannya guna memenuhi kebutuhan keluarga.(*)