Ulama dan Akademisi Dukung Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid

Wakil Ketua Majelis Permusyawratan Ulama (MPU) Kota Banda Aceh Tgk Bulqaini Tanjungan

Editor: hasyim
AFP/OZAN KOSE
Seratusan warga menyambut gembira keputusan mengembalikan Hagia Sophia sebagai masjid di Istanbul, Turki, Jumat (10/7/2020). 

BANDA ACEH - Wakil Ketua Majelis Permusyawratan Ulama (MPU) Kota Banda Aceh Tgk Bulqaini Tanjungan mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah Turki mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid.

Menurut Tgk Bulqaini, selama ini Turki di bawah kepemimpinan Presiden Receb Tbayeb Erdogan sudah menunjukkan kepeduliannya yang besar terhadap dunia Islam dan membantu orang-orang yang lemah di berbagai belahan dunia.

"Maka tidak ada alasan untuk tidak mendukungnya dalam isu Hagia Sophia. Apalagi yang sedang dilakukannya kali ini adalah mengubah fungsi Hagia Sophia kembali menjadi masjid tempat dimana umat Islam akan dapat beribadah," ujar Tgk Bulqaini melalui siaran pers, Minggu (26/7/2020).

Sebagai umat Islam, kata Tgk Bulqaini, pihaknya menyambut gembira kebijakan Erdogan ini. Apalagi Hagia Sophia pernah berabad-abad lamanya menjadi masjid sebelum kemudian diubah menjadi museum hampir selama satu abad oleh rezim Turki sebelumnya yang sangat sekuler.

Menurut Tgk Bulqaini yang juga pimpinan pesantren Markaz Ishlah Al Aziziyah di Banda Aceh ini, kebijakan Presiden Erdogan ini dapat dipahami sebagai upaya mengangkat martabat umat Islam di pentas dunia.

"Apa yang dilakukan Erdogan dengan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid menunjukkan bahwa umat Islam di Turki telah mampu keluar dari intervensi asing yang selama ini membelenggu tekad umat Islam untuk bangkit," ujar Tgk Bulqaini.

Hal serupa disampaikan akademisi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Dr Teuku Zulkhairi MA. Ia mengatakan bahwa Turki saat ini perlahan-lahan sudah berhasil bangkit dari keterpurukan panjangnya.

"Di bawah rezim Turki yang sekuler sebelum era Erdogan, Turki dijuluki negara sakit di Eropa. Sekarang Turki menjadi negara penting dan tidak bisa didikte negara lain, khususnya dalam kasus Hagia Sophia ini, " ujar Zulkhairi.

Zulkhairi juga mengatakan, reaksi kemarahan yang ditunjukkan oleh Yunani kepada Turki menunjukkan bahwa cara berpikir mereka sangat intoleran. "Yunani dan negara-negara Barat lainnya menyoal Turki yang mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid, tapi pada saat yang sama negara-negara Barat justru mengubah ratusan masjid warisan Ottoman menjadi gereja. Jadi reaksi Barat itu menunjukkan cara berpikir mereka yang sangat intoleran, " terang Zulkhairi.(dan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved