Jalur Darat
Bertabur Lubang dan Berlumpur, Jalan Lintas Abdya-Galus Sulit Dilewati Kendaraan
Pergerakan ekonomi warga di jalan lintas Abdya-Galus tersebut sangat tinggi, komoditi sayur mayur, tembakau Gayo dari Galus ke Abdya dan penjualan ika
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Lintasan Blangkejeren di kecamatan Terangun kabupaten Gayo Lues (Galus) yang menghubungkan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) memperihatinkan dan sulit dilalui oleh kendaraan akibat rusak parah.
Selain banyak lubang besar, kondisi jalan di kawasan tersebut juga sulit dilewati berbagai jenis kendaraan lantaran banyaknya batu-batuan timbul ke permukaan badan jalan.
Padahal, lintasan penghubung antara Galus dengan Abdya melalui kecamatan Terangun menuju Babahrot tersebut, selama ini sebagai jalur alternatif yang menghubungkan dua kabupaten tersebut dimanfaatkan masyarakat, untuk membawa hasil petani dan hasil bumi dari Galus ke Abdya dan Abdya ke Galus.
Seorang warga Abdya, Isan mengatakan rusaknya jalan itu dimulai dari kawasan Desa Ie Mirah Kecamatan Babahrot, Abdya hingga ke Desa Persada Tongra Kacamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues.
"Jalan ini, adalah jalan lintas alternatif warga dalam berbagai kebutuhan," kata Isan kepada wartawan, Selasa (28/7/2020).
Menurut Isan, pada umumnya warga yang bergantung hidup di jalan tersebut adalah pedagang ikan segar keliling dari Abdya, sopir angkutan umum lintas Abdya-Galus, angkutan barang termasuk anak-anak yang menimba ilmu agama di sejumlah pesantren di Abdya dan Aceh Selatan.
"Pergerakan ekonomi warga di jalan lintas Abdya-Galus tersebut sangat tinggi, komoditi sayur mayur, tembakau Gayo dari Galus ke Abdya dan penjualan ikan laut segar dari Abdya ke Galus tidak pernah putus. Sehingga warga yang hilir mudik sangat berharap jalan itu dapat dibangun segera," terang Isan yang mengaku kerap melintasi jalan tersebut.
Bukan hanya persoalan ekonomi saja, sebut Isan, tapi juga menyangkut sosial masyarakat, sebab ada sebagian warga Gayo Lues sudah puluhan tahun menjadi penduduk Abdya, sedangkan keluarga sebagian besar masih di Gayo Lues, sehingga disaat waktu-waktu tertentu mereka juga harus bersilahturahmi di tanah kelahirannya.
"Untuk melewati jalan Trangun, setiap pengendara harus mempersiapkan segala kebutuhan di jalan, mulai dari kondisi kendaraan yang prima, bekal makanan yang cukup dan keperluan lainnya yang dianggap penting," ungkapnya.
Karena, katanya, selain kondisi jalan yang lumayan parah, lintasan yang dihadapi pengendara juga sangat berat, sebab harus melawan tanjakan tinggi.
"Tidak jarang, kendaraan pribadi hingga kendaraan umum harus gagal menanjak akibat kondisi jalan yang licin, berlumpur, dipeneuhi bebatuan tajam hingga lubang besarlantaran kerap digerus air yang merembes dari gunung," sebutnya.
Selain itu, katanya, ancaman longsor disepanjang lintasan juga telah menjadi hal biasa bagi pengguna jalan. Ada beberapa titik jalan yang rusak, mulai dari kilometer 20 hingga ke perbatasan Abdya-Galus.
"Saat menanjak, banyak kendaraan yang tergelincir dan kembali turun, dan tidak sedikit pula pengendara roda dua yang terjatuh akibat gagal menanjak," paparnya.
Dia menambahkan, bahwa kondisi jalan penghubung antar kabupaten tersebut hingga kini belum sepenuhnya beraspal.