Serambi Podcast
Kisah Sukses Nahrawi Noerdin, Ditempa Jadi Pengusaha Sejak Kelas 2 SD Hingga Cuci 600 Tabung LPG
Ia mengaku benar-benar dididik dan digembleng oleh orang tuanya saat itu untuk berbisnis hingga mencuci tabung LPG.
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Nahrawi Noerdin merupakan sosok tak asing lagi di kalangan para pengusaha.
Lelaki kelahiran Lambung, 2 Mei 1974 ini pemilik Pasha Jaya Group yang merupakan holding company yang berdiri sejak 2005.
Hingga saat ini Pasha Jaya Group sudah berkembang menjadi 15 perusahaan yang bergerak di berbagai bidang usaha, di antaranya agen BBM Industri Pertamina, Transportir BBM Pertamina, Kontraktor Pembangunan SPBU, Agen LPG PSO dan Non PSO, SPBU, SPPBE, Bengkel Pemeliharaan Tabung LPG Non PSO, Karoseri, Distributor Ban Michelin Regional Aceh, Biro Jasa Security serta Cleaning Service, dan D’Energy Café.
Dalam program Serambi Podcast edisi Bincang Bisnis dengan tema “Membidik Peluang Bisnis di Masa Pandemi Covid-19”, Senin (3/8/2020), Nahrawi menuturkan awal mulanya ia menjadi seorang pengusaha seperti sekarang ini, dan tetap menjalankan usahanya di tengah Covid-19 yang sedang mewabah.

“Saya lahir dari anak pedagang. Ayah saya H Muhammad Noerdin beliau adalah pedagang dan mempunyai agen LPG, BBM dan minyak tanah. LPG berdiri tahun 1986 dengan nama PT Loon Mita Gah dari orang tua saya. Waktu itu saya masih kelas 2 SD sudah diajak berbisnis oleh orang tua saya,” tutur Nahrawi.
Ia mengaku benar-benar dididik dan digembleng oleh orang tuanya saat itu untuk berbisnis hingga mencuci tabung LPG.
• Corona di Rumah Irwandi Yusuf, 10 Orang Jalani Tes RT PCR
• Pria Ini Bagi Cerita Dirinya Terinfeksi Covid-19, Begini Gejala Awal Hingga Dinyatakan Positif
• Kadistan Aceh Utara, Siap Bantu Mantan Napiter Kebangkan Pepaya California dan Tanaman Porang
“Kata orang tua saya, profit kamu itu dengan penjualan gas LPG, jadi tampilannya harus betul-betul bersih kalau tidak kamu terancam, kalau terancam saya enggak bisa membiaya kamu. Itulah termotivasi saya mencuci semua tabung, satu hari sampai 600 tabung saya cuci sendiri. Itu orang tua saya yang ajari,” kenang Nahrawi dengan didikan orang tuanya.
Hal itu dilakukannya agar pengguna tabung LPG senang dengan tampilan tabung yang bersih, sebab ketika itu belum ada bengkel perawatan.
Selain mencuci tabung, Nahrawi juga ditugaskan oleh orang tuanya setiap Minggu mencuci 10 unit mobil perusahaan hingga bersih, mulai mesin dan bodi mobil. Ia sejak kecil sudah didoktrin untuk selalu menjaga aset dan bersih.
Ia pun mengaku masa kecilnya tidak seperti anak-anak lainnya, sebab sudah harus bekerja.
“Ya, memang semua itu kita merasa tidak nyaman karena belum waktunya kita ke arah situ (bekerja). Kalau ibaratnya saya ini orang yang terdzalimi waktu kecil, karena tidak punya waktu masa kecil. Tapi Alhamdulillah sekarang ini hasilnya,” kata Nahrawi.
Terkait dengan pandemi Covid-19, Nahrawi juga mengaku berdampak terhadap usahanya.
Namun sebagai pengusaha, ini merupakan tanggung jawab besar, dan bisnisnya harus tumbuh meskipun di tengah pandemi.
“Itu harus tidak ada solusi lain, apakah dengan pandemi kita tidak makan? Mau tidak mau kita harus mengikuti protokol kesehatan, bisnis harus tumbuh semuanya. Saya menerapkan SOP di semuanya, baik itu di SPBU, D’energy untuk tercapai semuanya,” kata Nahrawi Noerdin.(*)