Berita Budaya
Teknologi Tenun Pernah Berkembang di Gayo, Punah Sejak 1920-an, Kini Diteliti Kembali
Masyarakat Gayo pernah memiliki teknologi tenun untuk memenuhi kebutuhan kain di kawasan itu.
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Gayo pernah memiliki teknologi tenun untuk memenuhi kebutuhan kain di kawasan itu. Namun budaya menenun kemudian hilang menyusul masuknya kain-kain pabrikan dari luar Gayo.
Demikian antara lain temuan ‘Tim Upuh Kio’ yang terdiri dari Peteriana Kobat, Zulfikar Ahmad, dan Achriyal Aman Ega. Tim ini saat ini sedang melakukan penelitian Tenun Gayo di Dataran Tinggi Gayo.
Ketua Tim Upuh Kio, Peteriana Kobat didampingi anggota tim, Zulfikar Ahmad, kepada Serambinews.com mengatakan, hasil penelitian itu akan diterbitkan dalam bentuk buku dan pameran tenun Gayo, baik alat tenun maupun hasil tenun.
“Tim kami sedang bekerja menghimpun data dan menganalisisnya. Selanjutnya, pada November atau Desember nanti, akan dilakukan pameran dan peluncuran buku,” kata Peteriana Kobat yang akrab disapa Ana Kobat.
Penelitian tersebut, ungkapnya, dibiayai oleh Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FKB) Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI.
• Kondisi Kesehatan Pasien Positif Covid-19 di RSUD Datu Beru Takengon Masih Stabil
• Anies Sebut Pendulang Emas Murni Meninggal Akibat Kecelakaan, Polisi Tetap Lakukan Penyelidikan
• Wasrik Current Audit Itdam IM Lakukan Pengawasan dan Pemeriksaan di Kodim 0103/Aceh Utara
Penelitian dimaksudkan untuk mendokumentasikan pengetahuan dan teknologi tradisional untuk keberlanjutan budaya Gayo guna terwujudnya kegiatan bersifat pewarisan nilai budaya, kearifan lokal, dan mencerminkan karakter bangsa.
Selain itu, untuk mendorong pelibatan dan partisipasi masyarakat dalam mendukung pemajuan kebudayaan, serta menjadi stimulus bagi pemerintah daerah dalam pemajuan kebudayaan dan mengembangkan kemampuan serta kapasitas pelaku pemajuan kebudayaan Gayo.
Ana menyebutkan, manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah menemukan kembali teknologi tradisional Gayo berupa alat tenun yang telah punah.
Juga tersedianya pengrajin tenun hingga berkembangnya industri tekstil melalui teknologi tradisional tenun di tengah masyarakat, sekaligus menumbuhkan ekonomi kreatif di daerah.
Ternyata Dua dari 20 Jalur Rempah di Indonesia Ada di Aceh, Lokasinya di Lokus Dua Kerajaan Besar |
![]() |
---|
Seniman Aceh, Lahirkan 2000 Karya Musikalisasi Puisi, Ini Hasil Karyanya |
![]() |
---|
Dua Grup Teater dari Aceh Gagal Raih Kemenangan Lomba Drama Pendek di Jakarta, Ini Sebabnya |
![]() |
---|
Pocut Haslinda Syahrul, Penulis Buku Sejarah dan Budaya Aceh, Membaca Lebih 1000 Judul Buku |
![]() |
---|
SPARTA Pentaskan Drama Pendek "Abdi" di Galeri Indonesia Kaya Jakarta, Ini Alur Ceritanya |
![]() |
---|