Cabai Mati Layu
Tim Pengamat Hama Pangan Distanpang Pidie Temukan Penyebab Cabai Mati Layu, Ini Tujuh Solusi
Bakteri parasit tersebut menyerang dan menginfeksi area perakaran, pangkal batang, tunas, daun dan batang tanaman cabe sehingga tanaman cabai warga me
Penulis: Idris Ismail | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Idris Ismail I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Tim Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Pengamat Hama Penyakit (PHP) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanpang) Pidie memastikan mati layu tanaman cabai milik petani di Kecamatan Pidie disebabkan oleh akar terinfeksi bakteri Pseudomonas Solanacearum.
Koordinator tim POPT-PHP Distanpang Pidie, Mahzal SP kepada Serambinews.com, Minggu (9/8/2020) mengatakan, hasil kajian secara langsung ke lokasi bersama tujuh anggota kehamparan persawahan warga Gampong Baroh, Kecamatan Pidie bahwa penyebab penyakit mati layu tanaman cabai disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum.
"Bakteri parasit tersebut menyerang dan menginfeksi area perakaran, pangkal batang, tunas, daun dan batang tanaman cabe sehingga tanaman cabai warga menjadi mati layu,"sebutnya.
Guna menyelamatkan tanaman penyangga ekonomi bagi para petani perlu memperhatikan beberapa hal yaitu, yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit layu bakteri antara lain pengolahan lahan yang baik, sanitasi yang baik, penggunaan benih yang tahan terhadap bakteri.
Lalu pergiliran tanaman, menggunakan mulsa plastik terutama pada musim hujan, memusnahkan tanaman cabe yang terinfeksi, serta pengocoran dan penyemprotan bakterisida. Kiranya tujuh langkah tepat ini dapat menjadi solusi dalam penyelamatan tanaman penyangga ekonomi petani di Pidie.
Menurut Mahzal, bakteri Pseudomonas solanacearum itu menginfeksi akar dan menyebabkan akar tanaman menjadi membusuk.
• Satu Lagi Dosen Unsyiah Positif Covid-19
• FAKTA Baru Gilang Fetish Kain Jarik: Kini Dijerat UU ITE dan Dilakukan Sejak 2015
• Ini yang Dilakukan Messi Saat Luiz Suarez Eksekusi Penalti ke Gawang Napoli
Lalu penyebaran bakteri ini dibantu oleh air, peralatan pertanian dan manusia.
Artinya, pada kondisi tanah yang terlalu basah dan lembab, bakteri tersebut dengan mudah dan cepat berkembang biak. Maka bakteri parasit ini menyerang pada semua fase pertumbuhan, mulai dari pembibitan hingga tanaman dewasa.
Dijelaskan juga gejala awal serangan bakteri ini terlihat jika terdapat bagian tanaman yang tiba-tiba layu. Memang pada awalnya serangan bakteri ini tidak menyebabkan tanaman cabai layu secara keseluruhan. Melainkan hanya beberapa bagian tanaman saja baik itu pucuk daun, tunas atau daun tua.
"Kemudian tanaman cabe akan layu secara keseluruhan dan akhirnya mati sehingga tanaman yang terinfeksi tetap layu baik pada malam hari maupun siang hari,"ujarnya.
Selai itu juga gejala yang terjadi pada akar tanaman cabai relatif sama dengan serangan jamur Fusarium oxysporum yaitu, akar membusuk dan berwarna kecoklatan.
Serangan bakteri parasit ini sering terjadi pada musim hujan dengan kondisi tanah yang lembab dan penuh genangan air.
Seperti diberitakan sebelumnya, selama satu bulan terakhir ratusan batang tanaman cabai milik petani lokal di Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie diserang mati layu akibat diserang bakteri Pseudomonas solacearum.
Rusydi alias Lemgam (47) petani lokal di Gampong Baroh, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, kepada Serambinews.com, Sabtu (8/8) mengatakan, tanaman cabai yang berada di hamparan areal sawah sejak satu bulan terakhir telah diserang hama mati layu.
"Padahal menjelang masa panen cabai merah untuk pertama kondisi tanaman masih segar," ujarnya.(*)