Desa Linung Uji Coba Sekolah ‘No Daring’, Proses Belajar-Mengajar Tatap Muka

Kampung Linung Bale Tunyang, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, melakukan ujicoba belajar tatap muka untuk murid

Editor: bakri
For Serambinews.com
Anak-anak belajar dengan sistem tatap muka dengan berpedoman pada protokol kesehatan, di Kampung Linung Bale Tunyang, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Senin (10/11/2020). 

REDELONG - Kampung Linung Bale Tunyang, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, melakukan ujicoba belajar tatap muka untuk murid sekolah dasar, Selasa (11/8/2020), sehingga tak lagi terkendala biaya pulsa seperti sistem belajar daring. Proses belajar-mengajar tatap muka ini juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Di Kabupaten Bener Meriah, sistem belajar dari rumah sudah dimulai sejak 20 Maret 2020. Namun, kemudian berhenti akibat virus mewabah. Lalu, pada 13 Juli 2020 proses belajar mengajar secara tatap muka kembali diberlakukan.

Kini, setelah terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 di Bener Meriah, para siswa kembali diliburkan dan harus belajar di rumah secara daring (online).

Masalahnya, tak semua anak mampu mengikuti belajar sistem daring, lantaran memerlukan sarana internet.  Itu juga bererti membutuhkan biaya membeli pulsa atau paket internet. Selain itu juga butuh ponsel yang memadai. Parahnya lagi, sebagian desa di Bener Meriah tak sepenuhnya terjangkau jaringan seluler.

Seorang anggota DPRK Bener Meriah, Sapri Gumara yang juga Ketua Partai Demokrat Bener Meriah pun berinisiatif membuka “Sekolah No Daring” dengan memanfaatkan fasilitas desa di Kampung Linung Bale Tunyang, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah.

Sekolah tersebut diberi nama SDKMM no daring (Sekolah di kampung masing-masing no daring). Uji coba belajar dimulai Senin lalu.

Menurut Gumara, ide awal itu bermula ketika dirinya berdialog dengan anak-anak di kampungnya. “Anak-anak di Kampung Linung Bale Tuyang ini bertanya kepada saya kenapa kami tidak bisa sekolah?” kata Gumara.

Saat itu dirinya menjawab bahwa virus sedang mewabah, sehingga harus dihindari kerumunan. Singkat cerita, kata Gumara, anak-anak itu meminta dilaksanakan proses belajar-mengajar  di kampungnya sendiri tanpa harus pergi ke sekolah resmi milik pemerintah, yang muridnya bercampur dari desa-desa lain.

Gumara menegaskan, wabah virus corona tidak bisa diprediksi kapan berakhir. Salah satu dampaknya kepada anak-anak yakni tidak bisa sekolah secara tatap muka, sedangkan sekolah secara online/daring masih banyak kendala.

“Akhirnya saya memutuskan untuk memenuhi permintaan anak-anak itu. Tanpa basa-basi kami mempersiapkan uji coba dengan nama Sekolah di Kampung Masing-masing No Daring (SDKMM no daring),” ujar Gumara.

Disebutkannya, SDKMM No Daring ini memakai ruangan fasilitas desa, dan meminta guru honor yang berdomisili di kampung itu untuk mengajari anak-anak. Kegiatan SDKMM No Daring ini, kata Gumara, juga didukung penuh oleh wali murid dan perangkat desa setempat.

Dalam penerapannya, sebut Gumara, para siswa diwajibkan mengikuti protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, cuci tangan, dan menjaga social distancing.

“Kita sediakan tempat cuci tangan, masker juga kita bagikan, untuk meja belajar diterapkan sosial distancing. Kita membatasi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya,” sebutnya.

Seluruh keperluan belajar nonformal ini tidak menjadi beban orang tua pelajar. Soalnya, perangkat desa setempat mendukung penuh, dengan berbagai fasilitas yang mampu disediakan. Lebih dari itu, juga tidak ada kasus Covid-19 di desa tersebut. “Kita juga bisa membantu menambah penghasilan guru honor yang berdomisili di kampung tersebut,” jelas Gumara.

Sejauh ini sudah yang bersedia mengajar di sekolah tersebut, di antaranya guru honor 4 orang dan guru PNS 2 orang.

Selain itu, mahasiswa yang ada di desa tersebut juga siap membantu. Saat ini proses belajar-mengajar diprioritaskan untuk anak-anak tingkat SD sederajat. Direncanakan siswa SMP dan SMA pun bisa berpartisipasi, tentu dengan jadwal yang berbeda-beda.(bud)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved