Tak Cuma Miliki 60 Bom Nuklir, Korea Utara Disebut Miliki Senjata Kimia Terbesar ke-3 di Dunia
Tak hanya itu, Korea Utara juga dikatakan memiliki senjata kimia terbesar ke-tiga di dunua.Senjata kimia yang dimaksud memiliki total sekira 5.000 ton
SERAMBINEWS.COM - Bukan menjadi rahasia jika Korea Utara memperkuat militer mereka dengan senjata nuklir.
Baru-baru ini, sebuah laporan mengatakan bahwa Korea Utara diyakini memiliki 60 bom nuklir.
Tak hanya itu, Korea Utara juga dikatakan memiliki senjata kimia terbesar ke-tiga di dunua.
Senjata kimia yang dimaksud memiliki total sekira 5.000 ton.
Data tersebut dirilis oleh Markas Besar Angkatan Darat AS dalam laporannya, seperti yang dikutip dari Yonhap.
Dalam laporan yang diberi judul 'Taktik Korea Utara' yang diterbitkan Juli lalu, Pyongyang tak mungkin menyerahkan senjata-senjata itu.
• Terekam Kamera, Sepasang Monyet Ini Ciuman Seperti Manusia, Ketahuan Hingga Mereka Malu & Berkelahi
• Gadis Usia 16 Tahun Diduga Bunuh Diri, Tinggalkan Surat 18 Halaman untuk PM India, Ini Isinya
Karena senjata-senjata itulah yang akan digunakan Korea Utara untuk tetap hidup.

"Diprakirakan Korea Utara memiliki 20-10 bom dan mampu memproduksi 6 senjata baru per tahunnya," kata laporan militer AS.
Dengan demikian, Korea Utara bisa saja memiliki 100 bom di akhir 2020.
"Korea Utara 'mengandalkan' senjata nuklir karena pimpinannya menganggap serangan nuklir bisa mencegah negara lain melakukan intervensi terutama dalam mengubah rezim," kata laporan itu.
Berdasarkan catatan pada laporan yang sama, Korea Utara juga mencegah adanya kasus Muammar Gaddafi di Libya terjadi di Korea Utara.
• Heboh Video Mesra Mirip Adhisty Zara & Kekasih hingga Trending Twitter, Kolom Komentar IG Ditutup
• Wanita Cantik Penjual Pil Ekstasi di DPO Sat Res Narkoba Polres Aceh Tenggara, Ini Penjelasan Polisi
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa Korea Utara saat ini memiliki 2.500-5.000 ton senjata kimia.
Jumlah tersebut terbagi menjadi 20 tipe senjata.
Dengan angka tersebut, Korea Utara diyakini menjadi negara dengan senjata kimia terbesar ke-tiga di dunia.
Militer AS juga yakin bahwa Korea Utara tak akan ragu memakai senjata kimia tersebut jika dibutuhkan.
Sejauh ini, pemerintahan Kim Jong Un juga telah melakukan penelitian terkait dengan senjata biologi.
Beberapa senjata mungkin telah 'diisi' oleh penyakit sejenis campak atau antraks.
Mereka bisa dipasang di atas rudal dan digunakan untuk menterang Korea Selatan, Amerika Serikat dan Jepang.
"(Mereka) hanya membutuhkan 1 kilogram antraks untuk membunuh hingga 50.000 orang di Seoul, Korea Selatan," bunyi laporan itu.
• Heboh Video Mesra Mirip Adhisty Zara & Kekasih hingga Trending Twitter, Kolom Komentar IG Ditutup
Cyber Warfare Guidance Unit atau dikenal dengan Bureau 121 juga turut memberikan laporan.
Bureau 121 melaporkan bahwa Korea Utara diyakini memiliki 6.000 tenaga peretas.
Mereka beroprasi di negara asing misalnya Belarus, China, India, Malaysia dan Rusia.
"Korea Utara bisa saja melakukan perang siber atau perang komputer invansif jika terdesak," terang Bureau 121.
"Tim peretas mereka telah memiliki kemampuan untuk menjangkau komputer yang ditargetkan di mana pun di dunia selama mereka terhubung ke internet,' lanjut laporan Bureau 121.
Negosiasi antara Korea Utara dan Amerika Serikat belum berhasil dilakukan

Hingga saat ini, negosiasi antara Amerika Serikat dengan Korea Utara bisa dibilang belum berhasil.
Diketahui bahwa Trump dan Kim telah berjumpa sebanyak tiga kali pada 2018 lalu.
Agenda tersebut membicarakan mengenai pembongkaran program senjata nuklir Korea Utara dengan imbalan konsesi AS.
Pada pertemuan puncak pertama di Singapura pada 2018, kedua pemimpin sepakat untuk mengadakan denuklirisasi total Semenanjung Korea.
Namun pada KTT di Hanoi Februari 2019 berakhir tanpa kesepakatan.
Oleh karena itu, Presiden Korea Selatan, Moon Jae In ingin Korea Utara berdialog dengan Amerika Serikat.
Keinginan Moon tersebut disampaikan oleh pejabat senior Gedung Biru Korea Selatan pada Rabu, (1/7/2020).
Hal tersebut lantaran pada November mendatang, Kim Jong Un dimungkinkan hadir menemui Donald Trump pada pemilu presiden di AS.
Tak hanya itu, mantan Penasehat Keamanan Nasional AS, John Balton mengatakan pertemuan Trump dan Kim sangat dimungkinkan.
Karena pertemuan tersebut bisa membatu Trump memenangkan pilpres.
Penolakan Korea Utara telah disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Choe Son Hui.
"Sekarang adalah waktu yang sangat sensitif karena jika salah penilaian atau melakukan kesalahan langkah sekecil apa pun akan menimbulkan konsekuensi yang fatal dan tidak dapat dibatalkan," jelas Choe Son Hui.
"Kami cukup terkejut dengan keinginan (Moon) yang terjadi saat KTT yang justru acuh terhadap situasi hubungan Korea Utar-AS saat ini," lanjut Choe.
Menurut Choe, AS telah salah menilai jika "negosiasi masih akan bisa dilakukan diantara kami (Korea Utara-AS)", ucap Choe.
Karena sesuai dengan perkataan Choe, Korea Utara kini telah melakukan perencanaan dan langkah strategis untuk mengendalikan ancaman jangka panjang dari AS.
"Tidak akan ada pembicaraan yang bisa mengubah kebijakan kami," terang Choe.
Sehingga Korea Utara tak perlu berdialog dengan AS.
Terlebih Korea Utara menganggap semua agenda yang dilakukan pada Pyongyang tersebut tak lebih hanya alat AS untuk mengatasi krisis politik mereka.
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)
artikel ini telah tayang di tribunnewswiki.com dengan judul Tak Hanya Miliki 60 Bom Nuklir, Korea Utara Juga Pemilik Senjata Kimia Terbesar ke-3 di Dunia