YARA: Penertiban Tambang Emas Ilegal belum Maksimal
Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) menilai upaya penertiban tambang emas ilegal di Aceh Barat masih belum berjalan maksimal
MEULABOH - Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) menilai upaya penertiban tambang emas ilegal di Aceh Barat masih belum berjalan maksimal, yang diduga karena adanya keterlibatan oknum-oknum tertentu.
“Kita menilai penertiban tambang ilegal masih kucing-kucingan. Ada oknum yang bermain sehingga bukannya berkurang, tapi malah kian menjamur,” ungkap Hamdani, Ketua YARA Aceh Barat kepada Serambi, Sabtu (5/9/2020).
Sebagai contoh di daerah Pante Ceureumen dan Sungai Mas. Di dua kawasan itu tergolong banyak aktivitas tambang ilegal. “Dalam temuan kita selama ini, semakin ditertibkan semakin banyak pula penambang emas ilegal, terutama di Pante Ceureumen dan disusul kawasan Sungai Mas,” ungkapnya.
Karena itu, Hamdani menuntut ketegasan dari Pemerintah. Jika memang benar-benar serius, maka penertiban harus dilakukan secara tegas. “Namun jika tidak, biarkan masyarakat mencari rezeki di sana," tegasnya.
Pemerintah Aceh maupun Pemerintah Kabupaten ia tekankan, harus berperan aktif dalam menangani tambang emas illegal ini. Selain itu juga harus menyediakan solusi bagi masyarakat yang kehilangan mata pencahariannya.
“Jika penertiban tidak serius dilakukan, masyarakat yang mencari emas itu jangan diusik lagi, biarkan mereka mencari rezeki,” tambah Hamdani.
Dikatakan, sebenarnya untuk menghentikan aktivitas tambang ilegal yang menggunakan alat berat sangatlah mudah. Salah satunya dengan mengawasi peredaran bahan bakar minyak yang dimainkan oleh oknum tertentu saat ini.
“Jika akses minyak tidak disuplai, tentu alat berat ditambang emas illegal tidak bisa beroperasi lagi dan akan terhenti. Tetapi sayangnya hal ini tidak dilakukan dan oknum tertentu terus bermain memasok minyak ke penambang, dan ini perlu diungkap oleh pihak berwajib,” pungkas dia.
Pengawasan peredaran minyak ini cukup dilakukan oleh Pertamina dan SPBU. “Jika minyak tidak ada yang lolos kesana, tentunya tidak ada alat berat yang bisa beroperasi di tambang ilegal itu," demikian Hamdani.(c45)