Jati Diri yang Hilang  

AGAMA Islam dianut oleh mayoritas penduduk Sudan dan sudah demikian mengakar di kehidupan bermasyarakat

Editor: bakri
AFP/Handout/Office of Sudan's Prime Minister
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo (kiri) melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Sudan, Abdalla Hamdok di Khartoum, Sudan, Selasa (25/8/2020). 

AGAMA Islam dianut oleh mayoritas penduduk Sudan dan sudah demikian mengakar di kehidupan bermasyarakat. Sejarah mencatat, agama Islam masuk ke Sudan sejak abad 7 yang berasal dari Mesir ketika masih berkuasa dinasti Umayyah.

Ketika itu, penguasa Islam di Mesir bersepakat menjalin hubungan erat dengan masyarakat Sudan, yang masih bernama Nubia. Sejak itu, arus perdagangan dan kontak sosial semakin intens. Banyak pedagang Arab dan Mesir tiba di Sudan setelah melintasi wilayah pinggiran Sungai Nil.

Islam diperkenalkan kepada warga setempat, baik melalui dakwah langsung, perkawinan, maupun lewat kontak dagang. Sebagian pedagang Arab memilih menetap di Sudan yang selanjutnya menghidupkan roda perekonomian di kota-kota di sana.

Pada abad 16, terbentuklah kerajaan Islam di wilayah utara yang bernama Kerajaan Fung. Ibu kotanya di Sennar. Ada lagi kerajaan Islam yang tumbuh di barat dengan nama Darfur. Kedua kerajaan ini memegang peranan penting bagi perkembangan Islam di Sudan.

Ketika terpilih pada tahun 1989, Presiden Omar Hassan Abdullah al Basyir melakukan islamisasi, di antaranya dengan memberlakukan hukum Islam. Penerapan syariat Islam yang disokong oleh Barisan Islam Nasional itu sejatinya merupakan upaya Sudan untuk mengukuhkan jati diri. Hal tersebut ditopang keyakinan bahwa Islam akan membawa Sudan mencapai kondisi tertib, makmur, dan sejahtera.

Namun sejak itu pulah muncul kekhawatiran di negara-negara asing yang berusaha mendiskreditkan negara Islam tersebut. Tudingan sebagai negara sponsor fundamentalis dan teroris pun disematkan, serta berbagai propaganda maupun stigma negatif lainnya. Sudan pun mendapat julukan sebagai ‘Irannya Arab’.

Tak ayal pula, Sudan dicap sebagai lahan subur bagi perkembangan kaum fundamentalis sekaligus tempat pelatihan para teroris. Sikap permusuhan dari negara asing semakin menghebat ketika hubungan negara ini dengan Iran justru kian mesra. Seketika, Sudan dikucilkan secara politis maupun ekonomi. Pada tahun 1993, Sudan dimasukkan ke dalam daftar negara yang menjadi sponsor dan pendukung terorisme global.

Kini, Syariat Islam yang sejak lama menjadi jati diri Sudan telah menghilang. Pemerintah transisi Sudan sepakat menghapus penerapan Syariat Islam dan mengakhiri pemerintahan Islam yang sudah berjalan selama 30 tahun.(republika/yos)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved