Kurir Sabu
Modus Baru, Bandar Pakai Kurir Anak Antarkan Paket Sabu ke Pembeli, Diupah Rp 20 Ribu
Kita mengetahui anak di bawah umur diberi upah sebagai kurir sabu dari Rp 20 ribu hingga 50 ribu.
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Pos Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PB-HAM) Pidie menemukan anak di bawah umur menjadi kurir sabu.
Temuan tersebut terungkap saat PB-HAM Pidie mendampingi proses hukum di Pengadilan Negeri (PN) Sigli.
PB-HAM Pidie menangani hampir 100 perkara untuk pendampingan hukum kepada terdakwa sebagai warga miskin.
Terdakwa yang terlibat sabu diancam dengan kurungan penjara di atas lima tahun ke atas.
"Kita mengetahui anak di bawah umur diberi upah sebagai kurir sabu dari Rp 20 ribu hingga 50 ribu. Terdakwa menyebut itu di dalam persidangan," kata Direktur PB-HAM Pidie, Said Safwatullah SH, kepada Serambinews.com, Kamis (10/9/2020).
Ia menyebutkan, anak di bawah umur diberikan ongkos antar sabu, ketika berhasil mengantarkan barang haram itu kepada si pembeli.
• Hati-hati Menyanyikan Lagu ‘Happy Birthday’ Hasil Penelitian Sebut Bisa Sebarkan Virus Corona
• Buruh Rudapaksa Gadis 16 Tahun di Kebun Jagung, Pelaku Rekam Aksinya dan Ambil Uang Korban
• VIDEO - Detik-detik Tank Lindas Gerobak dan Motor di Bandung Barat
Tak hanya itu, jelas Said, terkadang anak di bawah umur yang menjadi kurir itu, terkadang bandar menggratiskan mengisap sabu.
Menurutnya, dominan anak di bawah umur yang terlibat sabu berasal dari keluarga miskin.
"Awalnya anak di bawah umur itu diajak untuk mencoba barang haram itu. Kemudian mereka menjadi ketagihan untuk mengonsumsi sabu," jelasnya.
Menurutnya, anak di bawah umur yang divonis majelis hakim, sebagian menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Anak di Banda Aceh.
Sebagian lagi justru tidak menjalani hukuman di dalam juruji besi, melainkan diserahkan ke dayah, kepada orang tua dan perangkat gampong supaya digembleng menjadi anak yang baik.
"Miris rasanya ketika anak di bawah umur telah terperangkap dalam dunia sabu. Bagaimana generasi ke depan, kalau pemerintah hanya memilih diam saja," jelasnya.(*)