Luar Negeri
Seorang Siswa Meninggal Setelah Lompat Jongkok 100 Kali, Dihukum karena Tak Kerjakan PR
Seorang siswa di Thailand meninggal beberapa saat setelah dipaksa melakukan lompat jongkok sebagai hukuman karena tidak mengerjakan PR.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM - Seorang anak laki-laki meninggal setelah melakukan 100 kali hukuman squat jump atau lompat jongkok sebagai hukuman karena tidak mengerjakan PR.
Menurut laporan, hingga kini pihak sekolah telah 'meminta maaf' kepada keluarga dan mengatakan mereka bertanggung jawab atas kematian tersebut.
Melansir dari The Nation Thailand, Kamis (10/9/2020) anak laki-laki berusia 13 tahun, asal Thailand itu awalnya sakit selama sekitar seminggu dan bahkan diperiksa di rumah sakit sebelum kembali ke sekolah Kamis lalu.
Pramot Eiamsuksai, paman dari bocah tersebut menjelaskan bahwa keponakannya pertama kali jatuh sakit pada Senin (31 Agustus) dan dibawa ke rumah sakit Rabu lalu sebelum kembali ke sekolah pada hari Kamis.
• BREAKING NEWS - BNNK Langsa Tangkap Seorang Pengedar dan Sita Sabu 71, 51 Gram
Setibanya di sekolah pada hari Kamis (3 September), bocah tersebut tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan kepadanya.
Meskipun siswa laki-laki itu dalam keadaan sakit, namun guru tetap menghukum siswa tersebut karena tidak mengerjakan PR dan memaksanya melakukan 100 kali lompat jongkok.

Pada hari Jumat (4 September), bocah itu sakit lagi dan disarankan untuk beristirahat di tempat tidur oleh orang tuanya.
Namun, dia tidak bangun keesokan paginya.
• Inilah Contoh Melawan Penguasa, Kantor Aktris Kangana Ranaut di Mumbai Dihancurkan
Dokter mengatakan anak laki-laki itu meninggal dalam tidurnya sekitar jam 3 pagi, karena kerusakan jantung.
Pihak sekolah akhirnya menghubungi keluarga tersebut pada Selasa (8/9/2020) untuk meminta maaf dan bertanggung jawab atas tragedi yang terjadi.
Meski pihak keluarga dari anak laki-laki itu sangat marah, mereka ingin kasus ini menjadi contoh bagi guru yang tidak berpikir sebelum menghukum muridnya.
• Ini Penyakit Mendera Pemuda Rohingya yang Meninggal di RSUCM Aceh Utara
Menurut The Nation Thailand, bulan lalu, seorang siswa meninggal setelah mendapat hukuman selama latihan pemandu sorak di Universitas Rajabhat Phuket.
Gadis itu terpaksa berlari beberapa putaran karena membuat kesalahan selama latihan, tetapi dia pingsan sebelum dia bisa menyelesaikannya.
Laporan otopsi mengatakan dia meninggal karena gagal jantung dengan kekurangan oksigen ke otak selama 16 menit.
Dokter juga melaporkan pendarahan paru-paru yang menyebabkan pendarahan hidung dan mulut.
Guru yang memaksa gadis itu berlari didakwa dengan kecerobohan yang fatal. (Serambinews.com/Firdha Ustin)