BKSDA Pasang Tiga GPS pada Kawanan Gajah
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bersama Forum Konservasi Leuser (FKL) berhasil memasang tiga unit GPS collar
IDI - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bersama Forum Konservasi Leuser (FKL) berhasil memasang tiga unit GPS collar pada kawanan gajah liar di Aceh Timur. Hal itu dikatakan Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, melalui Kepala Pusat Latihan Gajah (PLG) Aceh Saree, Andi Aswinsyah.
Pertama, sebut Andi, GPS collar dipasang 6 Maret 2019 lalu pada gajah betina seberat 4 ton di kawasan Hak Guna Usaha (HGU) PT Atakana Company, Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Waktu itu, gajah betina yang dipasang GPS collar diberi nama Nadia, karena GPS itu merupakan sumbangan dari Nadia Hutagalung, seorang presenter yang sangat peduli terhadap konservasi.
Kedua, GPS collar juga dipasang pada gajah betina di Kecamatan Birem Bayeun, 9 Maret 2019 lalu. Gajah betina ini, diperkirakan berumur 20 tahun dengan berat lebih dari 2 ton. Ketiga, tim gabungan BKSDA dan FKL kembali memasang GPS collar pada kelompok gajah di kawasan HGU PT Atakana Company, Desa Seumanah Jaya, Jumat (11/9/2020). GPS Collar dipasang pada gajah betina yang diperkirakan memiliki berat sekitar 3,6 ton. Setelah GPS dipasang, gajah betina tersebut dilepaskan kembali.
Andi Aswinsyah mengatakan, pemasangan GPS collar ini bertujuan untuk mengetahui posisi kawanan gajah liar secara berkala melalui satelit. Alat pendeteksi ini, sambungnya, juga berguna untuk memberi informasi sehingga mempermudah proses mitigasi konflik satwa liar dengan manusia yang kerap terjadi terutama di Kabupaten Aceh Timur.
“Salah satu tujuannya untuk memberi informasi posisi gajah sebelum mendekati atau masuk ke perkebunan dan lahan pertanian masyarakat. Alat ini sangat membantu,” kata Andi Aswinsyah menjawab Serambi, Sabtu (12/9/2020). (c49)