Luar Negeri

PM Pakistan Imran Khan Berencana Hukum Mati Pemerkosa di Depan Umum

Perdana menteri Pakistan Imran Khan menyatakan, dia berencana menghukum mati pemerkosa di depan umum atau mengebirinya.

Editor: Faisal Zamzami
AP/K.M. Chaudary
Perdana Menteri pakistan, Imran Khan berpidato pada upacara peresmian Gurdwara Darbar Sahib di Kartarpur, Pakistan. Khan menuduh AS pada Kamis 25 Juni 2020 telah mensyahidkan pimpinan Al Qaida sekaligus dalang penyerangan 9/11, Osama bin Laden.(AP/K.M. Chaudary) 

SERAMBINEWS.COM, ISLAMABAD - Perdana menteri Pakistan Imran Khan menyatakan, dia berencana menghukum mati pemerkosa di depan umum atau mengebirinya.

Rencana itu disampaikannya menyusul kabar pemerkosaan beramai-ramai yang dilakukan terhadap ibu asal Perancis di depan dua anaknya.

Dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi dikutip The Times, Khan menuturkan mereka sempat mendapat ide mengembalikan hukuman gantung di muka publik.

Namun seperti dilansir The Sun Rabu (16/9/2020), pemerintah Pakistan kemudian mendapat imbauan agar mengurungkan niat mereka.

"Dalam opini saya, seharusnya para pemerkosa itu dihukum mati di depan umum.

Namun sayangnya, kami diminta tak melakukannya," kata Imran Khan.

Mantan bintang kriket itu menuturkan, jika mereka sampai melaksanakanya, maka efeknya adalah status perdagangan mereka dengan dunia Barat.

Sebagai alternatif, PM Pakistan berusia 67 tahun itu kemudian mengusulkan kebiri baik secara ilmiah maupun lewat jalur operasi.

Penggunaan hukuman itu, kata dia, bergantung pada kejahatannya.

Dia menggunakan analogi dakwaan pembunuhan yang terdiri dari tiga tingkat.

"Jika terdapat pemerkosaan tingkat pertama, maka kebiri mereka. Buat para penjahat itu tak bisa lagi melakukannya," kata Khan.

Wanita Ini Jual Teman ke Pria Hidung Belang, Tarifnya Capai Rp 2,5 Juta Tiap Kencan

Kasus Penipuan CPNS Atasnamakan KemenPAN RB, 55 Orang Jadi Korban, Pelaku Sudah Raup Rp 3,8 Milar

 Kejahatan yang menakutkan

Komentar politisi dari Partai Thereek-e-Insaf itu disambut baik netizen setempat, menyikapi kekerasan seksual di Lahore pekan lalu.

Korban, seorang ibu yang dilaporkan berasal dari Perancis, diserang oleh para pelaku di jalan raya ketika mobilnya kehabisan bahan bakar.

Si korban disebut tengah menunggu pertolongan ketika tersangka menghantamkan kepalanya ke kaca mobil, sebelum menyeretnya dan anak-anaknya.

Kemudian di depan anaknya, ibu itu diperkosa beberapa kali sebelum para pelaku kabur dengan membawa uang serta perhiasan.

Dalam wawancara, Khan menolak kritik yang dialamatkan kepada negaranya bahwa kasus tersebut terjadi karena sistem pembinaan keluarga.

Dia mengklaim Pakistan mempunyai tradisi pendidikan keluarga yang bagus dibandingkan nilai-nilai sosial yang terjadi di Barat.

Malah, Khan kemudian menyebut negara tetangga sekaligus rivalnya di Asia Selatan, India, sebagai "ibu kota kasus pemerkosaan di dunia".

Namun Meenakshi Ganguly, Direktur Human Rights Watch di Asia Selatan menyebut komentar itu hanyalah pengalihan dari kemarahan publik.

"Para pemimpin politik cenderung beretorika dengan menyembulkan hukuman mati di muka umum guna menghindari kemarahan publik terhadap mereka," jelasnya.

Ganguly menjelaskan, yang dia maksud adalah anggapan rakyat bahwa Islamabad gagal memberikan keadilan dan perlindungan dalam kasus kekerasan seksual.

Lahan TPU Pondok Ranggon Kini Nyaris Penuh, Ambulans Masih Bawa Jenazah Covid-19 hingga Larut Malam

Pasangan Kekasih Mutilasi Manajer HRD Jadi 11 Bagian, Uang Korban Dikuras Untuk Beli Emas

Unggah Foto Berhijab, Annisa Pohan Disebut Sangat Cocok Tampil Muslimah, Begini Balasannya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PM Pakistan Berencana Hukum Mati Pemerkosa di Depan Umum"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved