Belasan Mahasiswa Demo Kembali Kantor Gubernur
Sejumlah mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) UIN Ar-Raniry melakukan demo di depan Kantor Gubernur Aceh
BANDA ACEH - Sejumlah mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) UIN Ar-Raniry melakukan demo di depan Kantor Gubernur Aceh, Kamis (17/9/2020). Aksi belasan mahasiswa itu sempat dihadang pihak keamanan di pintu gerbang lantaran tidak bisa menunjukan surat izin.
Beberapa menit kemudian, salah satu perwakilan mahasiswa datang dengan membawa surat izin melakukan aksi. Akhirnya, mereka pun diizinkan masuk ke pekarangan kantor untuk melakukan orasi.
Dalam aksi itu mereka turut membawa spanduk yang bertuliskan, "KANTOR INI PERLU DIRUQYAH" dan disangkutkan di pagar depan Kantor Gubernur menutupi tulisan nama kantor tersebut.
Selain itu, mahasiswa juga membawa beberapa karton bertuliskan, di antaranya "Covid dengan Plt Sama. Sama-Sama Virus yang Menyengsarakan Rakyat", "Tenaga Medis Tidak Butuh Janji Mereka Butuh Alat Pelindung Diri #Mana Intensif (Insentif-red) Untuk Mereka".
Sebelum melakukan orasi, mahasiswa terlebih dahulu memanjatkan doa dengan membaca surat Al-Fatihah untuk mantan rektor IAIN Ar Raniry-kini sudah menjadi UIN Ar-Raniry--alm Prof Safwan Idris yang meninggal ditembak orang tak dikenal pada zaman konflik, 16 September 2000.
"Doa itu kami baca untuk ayahanda kami Rektor UIN, Safwan Idris yang hari wafatnya baru saja kita peringati kemarin. Beberapa hari setelah itu giliran Rektor Unsyiah, Prof Sofyan Dawood yang ditembak oleh orang tidak dikenal," kata Koordinator Lapangan, Muhammad Hawwin.
Aksi itu mendapat pengawalan dari aparat kepolisian yang terdiri atas polisi dan Satpol PP. Dalam aksi tersebut, mahasiswa meminta Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah turun dari ruang kerjanya dan menjumpai mereka.
"Aceh sedang tidak baik-baik saja Bapak. Jumpai kami, tolong jelaskan kemana dipergunakan dana refocusing itu," kata sang orator.
Dalam aksi itu, mereka meminta Pemerintah Aceh untuk transparan terhadap penggunaan dana refocusing penangganan Covid-19 sebesar Rp 2,3 triliun. Menurut mahasiswa, dana tersebut harus dipergunakan untuk menangani dampak Covid-19 di seluruh Aceh.
Selain itu, pihaknya juga mendesak Plt Gubernur Aceh untuk menunaikan janjinya berupa memberikan insentif kepada tenaga medis. "Dana insentif tenaga medis hanya janji saja, tapi tidak sampai hari ini," ungkap Ketua Himapol, Awwaluddin Buselia.
Selain kedua isu tadi, mahasiswa juga menyuarakan agar pemerintah menjamin perlindungan terhadap petani dan nelayan untuk memastikan ketahanan pangan. Pemerintah juga diminta segera melaksanakan Keputusan Gubernur Nomor 330/1209/2020 tentang penetapan penerima reparasi mendesak pemulihan hak korban pelanggaran HAM di Aceh.
"Kita juga meminta kepada Pemerintah Aceh memberi penjelasan tentang polemik tenaga kerja asing dan imigran asing," pinta Awwaluddin Buselia.(mas)