Berita Aceh Tengah
Masjid Baitul Quddus di Kampung Mendale Dibangun dari Sumbangan Pembaca Harian Serambi Indonesia
Bencana gempa bumi yang pernah menerjang Dataran Tinggi Gayo (DTG) pada 2 Juli 2013 silam, mengakibatkan belasan ribu rumah warga di Kabupaten Aceh..
Penulis: Mahyadi | Editor: Jalimin
Laporan Mahyadi | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Bencana gempa bumi yang pernah menerjang Dataran Tinggi Gayo (DTG) pada 2 Juli 2013 silam, mengakibatkan belasan ribu rumah warga di Kabupaten Aceh Tengah, rusak. Musibah itu dikenal dengan Gempa Gayo karena pusat lindu diperkirakan berada di Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
Selain rumah warga, gempa berkekuatan 6,2 skala richter (SR) itu, juga merenggut puluhan jiwa meninggal dunia. Fasilitas umum, seperti sekolah, gedung perkantoran, gedung pelayanan kesehatan serta sarana ibadah sebagian ikut ambruk. Gempa ini, juga dampaknya sangat besar dirasakan sampai kabupaten tetangga, Bener Meriah.
Untuk Kabupaten Aceh Tengah, dari 14 kecamatan yang ada di daerah itu, sekitar 12 kecamatan terkena dampak bencana Gempa Gayo. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tengah, per 2 Desember 2013, jumlah rumah yang rusak sebanyak 16.403 unit, dengan kondisi rusak berat sebanyak 4.338 unit, rusak sedang 3.187 unit dan ringan sebanyak 8.878 unit.
Selanjutnya, ada sekitar 275 sarana ibadah di Kabupate Aceh Tengah yang rusak diguncang gempa. Salah satunya, Masjid Baitul Quddus di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah. Masjid yang awalnya dibangun oleh masyarakat secara swadaya, roboh setelah diguncang gempa berkekuatan 6,2 SR.
Posisinya terletak di kawasan yang cukup strategis, tepatnya di pintu masuk menuju Danau Lut Tawar. Bahkan lokasinya hanya berjarak sekitar 50 meter dari sepadan danau. Keberadaan masjid ini, bukan hanya dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Mendale, tetapi para pengunjung yang hendak menuju atau pulang dari objek wisata yang ada di seputaran Danau Lut Tawar, tak jarang singgah di masjid itu.
• Hasil Liga Inggris - Tottenham Hotspur Naik 9 Posisi Usai Menang Kontra Southampton
• Starting XI Chelsea vs Liverpool - Big Match Pertama di Liga Inggris 2020-2021
• Bos UFC Temukan Mutiara Baru Pengganti Nurmagomedov dan McGregor yang Pensiun
Selain ingin beribadah, para pengunjung bisa menikmati panorama Danau Lut Tawar dari balik jendela masjid. Namun paska gempa 6,2 SR, 2 Juli 2013 lalu, masyarakat Kampung Mendale, selama beberapa bulan sempat tidak memiliki sarana ibadah. Mereka sempat menjalankan ibadah di bangunan darurat berdinding triplek serta beralaskan tanah.
Di kesempatan lain, usai Gempa Ketol mengguncang Dataran Tinggi Gayo, berbagai pihak mulai mengumpulkan bantuan untuk meringankan beban para korban. Tak terkecuali, Harian Serambi Indonesia. Media “besar” di bumi Serambi Mekkah ini, membuka dompet peduli dengan mengumpulkan sumbangan dari para pembaca setia koran Serambi Indonesia.
Penggalangan bantuan melalui dompet bencana Gayo, Harian Serambi Indonesia berhasil menggalang dana dari pembaca dengan jumlah terhimpun sebesar Rp 900 juta lebih. Dana sumbangan itu, tidak seluruhnya digunakan untuk membangun Masjid Baitul Quddus di Kampung Mendale, melainkan sebagian disisihkan untuk bantuan pendidikan.
Untuk bantuan pendidikan, berupa school kits terdiri dari 2.989 buah buku teks dan 427 helai baju training olahraga untuk empat sekolah masing-masing dua sekolah SD dan SMP di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Bantuan tersebut, disalurkan pada 6 Desember 2013 oleh Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika yang didampingi Manager Promosi, M Jafar, Manager Iklan, Hari Teguh Patria dan Manager Percetakan, Firdaus.
Sementara itu, untuk pembangunan Masjid Baitul Quddus di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, dana yang dikucurkan dari bantuan pembaca Harian Serambi Indonesia, sebesar Rp 700 juta. Pembangunan masjid yang dimulai pengerjaannya pada 5 Januari 2014, menggunakan jasa kontraktor dari CV Hasafa Enginering dan Poly Construksi.
Dengan biaya sekira Rp 700 juta, bangunan Masjid Baitul Quddus akhirnya bisa dirampungkan dengan ukuran bangunan seluas 14 x 14 meter. Tampilan bangunan baru Masjid Baitul Quddus, sudah lebih modern dari bangunan sebelumnya. Masjid ini, juga menjadi ikon di pintu masuk menuju Danau Lut Tawar.
Diperkirakan, Masjid Baitul Quddus, mampu menampung sampai 300 jamaah. Pengerjaan masjid tersebut, memakan waktu empat bulan. Dinakhodai oleh kepala tukang bernama Nasib, pengerjaan Masjid Baitul Quddus dikebut demi mengejar batas waktu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana awal selama empat bulan.