Luar Negeri

WHO Dukung Uji Obat Tradisional Herbal untuk Pengobatan Infeksi Covid-19

Bukan hanya pengobatan modern dan vaksin yang diupayakan sebagai senjata untuk melawan pandemi Covid-19.

Editor: Faisal Zamzami
SHUTTERSTOCK/Santhosh Varghese
Ilustrasi obat tradisional. WHO mengizinkan protokol uji klinis obat tradisional dari Madagaskar untuk pengobatan potensial Covid-19 dalam memerangi pandemi virus corona. (SHUTTERSTOCK/Santhosh Varghese) 

SERAMBINEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mendukung pengujian obat-obat potensial, salah satunya obat herbal potensial untuk mengobati infeksi virus corona.

Bukan hanya pengobatan modern dan vaksin yang diupayakan sebagai senjata untuk melawan pandemi Covid-19.

Saat ini, berbagai pengobatan tradisional mulai diteliti secara ilmiah yang dapat dipergunakan untuk menangangi pandemi ini.

Seperti dikutip dari Science Alert, Senin (21/9/2020), WHO mengesahkan protokol untuk menguji obat-obatan herbal Afrika sebagai pengobatan potensial untuk virus corona dan epidemi lainnya.

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak akhir 2019, telah turut mendorong potensi penggunaan obat-obatan tradisional untuk memerangi penyakit kontemporer.

Salah satunya obat herbal Afrika, yang ditawarkan oleh presiden Madagaskar.

Minuman berbasis artemisia, tanaman dengan khasiat yang terbukti mengobati penyakit malaria sempat disambut dengan cemooh.

Namun, pada Sabtu lalu, para ahli di WHO dan tim ilmiah lainnya telah mengesahkan protokol uji klinis pengobatan herbal fase III untuk obat Covid-19 Madagaskar.

Para ahli menilai uji klinis tahap III sangat penting dalam menilai keamanan dan kemanjuran produk medis baru.

"Jika suatu produk obat tradisional ditemukan aman, berkhasiat dan terjamin kualitasnya, WHO akan merekomendasikan untuk manufaktur lokal skala besar yang dapat dilacak dengan cepat," kata Prosper Tumusiime, direktur regional WHO. Lihat Foto Ilustrasi obat tradisional China.

Tumusiime mengatakan serangan Covid-19, seperti juga wabah Ebola di Afrika Barat, telah menyoroti perlunya penguatan sistem kesehatan dan program penelitian, serta pengembangan yang dipercepat.

"Termasuk pada (potensi) obat-obatan tradisional," kata Tumusiime.

Tumusiime memang tidak merujuk secara khusus pada minuman herbal asal Madagaskar yang disebut COVID-Organics, atau CVO, yang dianggap Presiden Andry Rajoelina sebagai obat untuk virus corona baru.

Obat tradisional tersebut telah didistribusikan secara luas di Madagaskar dan dijual ke beberapa negara lain, terutama di Afrika.

Direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti mengatakan pada Mei lalu, bahwa pemerintah Afrika telah berkomitmen untuk menggunakan 'terapi tradisional' pada tahun 2000 lalu, melalui uji klinis yang sama seperti pengobatan lainnya.

"Saya memahami kebutuhan, dorongan untuk menemukan sesuatu yang dapat membantu.

Tapi kami sangat ingin mendorong proses ilmiah di mana pemerintah sendiri yang membuat komitmen," jelas Moeti.

Mantan Istri Tembak Mati Pasangan Baru Suaminya di Depan Dua Anak Kembarnya yang Masih Balita

Ini Peserta Seleksi CPNS Lhokseumawe Tak Ikut Tes SKB, Jika Sakit Bisa Ikut Susulan, Begini Caranya

WHO Rekomendasikan Obat Steroid untuk Pengobatan Pasien Covid-19 Kritis

 Infeksi Covid-19 yang parah dapat mengancam jiwa pasien.

Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan obat pada pasien yang kritis.

Berdasarkan uji klinis internasional yang diterbitkan, Rabu (2/9/2020), mengkonfirmasi bahwa obat steroid yang murah dan tersedia secara luas memberikan harapan untuk membantu pasien yang kritis karena Covid-19.

Melansir New York Times, Kamis (3/9/2020), berdasarkan bukti baru ini, WHO mengeluarkan pedoman pengobatan baru dan sangat merekomendasikan steroid untuk mengobati pasien yang sakit parah dan kritis.

Akan tetapi, obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan pada pasien dengan penyakit ringan.

"Jelas, sekarang steroid adalah standar perawatan," kata Dr. Howard C.

Bauchner, pemimpin redaksi Journal of American Medical Association (JAMA) yang menerbitkan lima makalah tentang pengobatan tersebut.

Studi baru telah mencakup analisis yang mengumpulkan data dari tujuh uji klinis yang mengevaluasi tiga steroid pada lebih dari 1.700 pasien.

Dalam studi ini disimpulkan bahwa masing-masing dari ketiga obat itu dapat mengurangi risiko kematian.

Tiga penelitian steroid dan beberapa studi terkait telah diterbitkan dalam jurnal JAMA.

Menurut penulis, kortikosteroid saat ini menjadi pengobatan lini pertama untuk pasien kritis.

Sedangkan satu-satunya obat yang terbukti efektif pada pasien yang sakit parah, adalah remdesivir.

Steroid seperti yang ada pada Dexamethasone, hidrokortison, dan metilprednisolon sering digunakan dokter untuk mengurangi peradangan, pembengkakan dan nyeri.

Sebab, kebanyakan pasien Covid-19 yang meninggal bukan karena virus corona yang menginfeksi, tetapi karena reaksi tubuh yang berlebihan terhadap infeksi.

Sehingga, steroid ini dapat dimanfaatkan untuk meredam sistem kekebalan tubuh, agar tidak terlalu berlebihan merespon infeksi yang dapat menyebabkan badai sitokin.

Bukti dari penelitian ini menunjukkan saat pasien diberikan kortikosteroid, dari 1.000 pasien, hanya ada 87 kematian, perwakilan WHO Janet Diaz seperti dikutip dari Reuters.

"Hasil ini sangat mengesankan, ini bukan obatnya. Jadi, penting bagi kami untuk menjaga semua strategi pencegahan," kata Anthony Gordon dari Imperial College London, yang juga mengerjakan analisis tersebut.

Efek samping obat steroid

Para peneliti menekankan bahwa penggunaan obat steroid hanya dapat diberikan pada pasien dengan penyakit parah.

 Sebab, efek samping steroid dapat sangat berbahaya, terutama pada pasien lanjut usia.

Padahal, mayoritas pasien yang terinfeksi virus corona baru ini adalah orang lanjut usia.

Obat-obatan dapat membuat pasien rentan terhadap infeksi lain, dapat meningkatkan kadar glukosa darah, dan dapat menyebabkan kebingungan dan delirium.

Dalam uji klinis, hanya pasien yang paling sakit saja yang diobati dengan steroid.

Namun, tidak ada kepastian bahwa mereka yang kurang sakit dapat mendapat manfaat atau efek samping dari steroid.

Kendati demikian, secara keseluruhan, para ilmuwan meyakini studi tersebut tampaknya mengkonfirmasi janji dari obat steroid untuk mengobati pasien yang sakit parah dengan Covid-19.

WHO telah memperingatkan dengan tegas dalam panduan pengobatan Covid-19, bahwa penggunaan steroid tidak boleh dilakukan sembarangan, yakni hanya untuk pasien yang sakit parah.

Terkait Pilkada Aceh 2022, KIP Minta Pemerintah Aceh dan DPRA Segera Koordinasi dengan Kemendagri

Seorang Nakes Positif Covid-19, 20 Nakes Puskesmas Kuta Cot Glie Jalani Test Swab Covid-19

Kuota Internet Gratis Kemendikbud Mulai Dibagi Selasa 22 September 2020, Capai 50 GB per Bulan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Dukung Uji Obat Tradisional untuk Pengobatan Potensial Infeksi Virus Corona"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved