Australia Mulai Enggan Membantu Dua Tetangganya Karena Terseret Dalam Utang dan Investor dari China
Pemerintah Australia mungkin akan ditekan untuk tidak bertindak ‘ringan tangan’ dalam berurusan dengan tetangga dekatnya.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Pemerintah Papua Nugini berada di bawah tekanan anggaran yang ekstrim saat ini, yang telah dihancurkan oleh Covid-19.
Dalam anggaran tambahan yang disahkan oleh parlemen, pemerintah telah memotong pengeluaran sebesar 2,3 miliar kina (Rp. 9,54 triliun), serta memperpanjang pinjaman sementara dengan Bank Papua Nugini lima kali lipat.
• Ekonomi Timor Leste Makin Terpuruk, Organisasi Ini Keluarkan Sumbangan Besar untuk Bumi Lorosae
• Papua Nugini Diambang Kehancuran, Menteri: Kepolisian Kami Benar-benar Kacau dan Penuh Korupsi
Sementara itu di Timor Leste, penurunan tajam harga minyak awal tahun ini, karena Covid-19, dan perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia, telah menempatkan ekonomi negara itu hancur.
Ekonomi Timor Leste yang sebelumnya sudah rentan, kini berada dalam risiko yang lebih besar.
Mengingat sektor pendapatan minyak berkontribusi terhadap sekitar delapan puluh persen dari pengeluaran pemerintah.
Selain itu, kebuntuan politik membuat pemerintah belum menyetujui APBN 2020, yang berarti negara tersebut harus beroperasi di bawah sistem duo-desimal.
Sistem yang sama ini pernah digunakan dan disalahkan atas kontraksi ekonomi Timor Leste pada 2017 dan 2018.
Media setempat, The Oekui Post mengatakan, laporan trimestral dari Banco Central Timor Leste (BCTL), baru-baru ini mengumumkan bahwa, jumlah dana perminyakan Timor Lester yang tersimpan di Bank New York sebesar 18,4 miliar dolar AS (Rp 273 triliun)
Mulai tahun 2021, Pemerintah Timor Leste akan menggunakan uang simpanan itu sebagai kebutuhan belanja negaranya sebesar 1,4 miliyar dolar AS atau Rp 20,77 triliun.
Sehubungan dengan hal itu, banyak orang yang mulai berfikir dan prihatin terhadap keberlanjutan kondisi keuangan Timor Leste.
Ke depan, Pemerintah Timor-Leste juga menghabiskan sejumlah besar sumber daya untuk proyek Tasi Mane, yang bertujuan untuk membangun fasilitas pengembangan minyak di darat di Timor Leste.
Pendanaan yang dibutuhkan untuk proyek semacam itu sangat besar, dengan perkiraan biaya mulai dari 10 miliar Australia (Rp. 105 triliun) hingga 20 miliar Austalia (Rp. 210 triliun).
• Kemerdekaan Baru Seumur Jagung, Ternyata Timor Leste Pernah Dilanda Krisis Hebat Tahun 2006
Namun, sampai tulisan ini dibuat, tidak ada investor swasta yang bersedia bergabung dengan proyek tersebut.
Bagi Australia, proyek itu mengkhawatirkan, mengingat China menyatakan minatnya dalam proyek tersebut.
Pertemuan baru-baru ini antara Menteri Luar Negeri Timor Leste dan mitranya dari China juga membuat kedua belah pihak membahas kerja sama yang lebih dekat dalam Belt and Road Initiative.