Update Corona di Aceh Singkil
Kasus Corona di Aceh Singkil Meledak, Pemkab Didesak Lakukan Langkah Konkret Cegah Penyebaran
Seperti melakukan penertiban terhadap warga yang tak menggunakan masker ketika ke luar rumah.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
Seperti melakukan penertiban terhadap warga yang tak menggunakan masker ketika ke luar rumah.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil, dinilai belum melakukan langkah konkret di lapangan terkait meledaknya jumlah kasus positif Corona Virus Deseasis 2019 (Covid-19).
Seperti melakukan penertiban terhadap warga yang tak menggunakan masker ketika ke luar rumah.
Begitu juga pengetatan penerapan protokol kesehatan (Prokes) di pasar serta tempat pesta.
Hal itu terlihat masih ditemukannya warga yang bebas wara wiri di tempat umum tanpa gunakan masker.
Padahal Peraturan Bupati Aceh Singkil Nomor 32 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten Aceh Singkil, telah berlaku.
Kemudian Anggota DPRK Aceh Singkil, sejak kemarin hingga hari ini, Kamis (24/2020) terus mendesak Pemkab setempat serius dalam memutus mata rantai penyebaran Corona.
• Kekerasan di Papua, Warga Serang Polsek Elelim dan Aniaya Kasat Intel Polres Yalimo
• Jelang Duel Utama UFC 253, Israel Adesanya Optimis Kalahkan Paulo Costa dengan Mudah
• Gigi Hadid Melahirkan Bayi Perempuan, Sang Ayah Mohamed Hadid Sambut dengan Tradisi Palestina
"Saya minta Bupati mengambil langkah konkrit cepat memutus mata rantai penyebaran Covid," kata Yulihardin anggota DPRK Aceh Singkil, kemarin.
Hari ini giliran Mairaya anggota DPRK Aceh Singkil, mendesak eksekutif segera mengambil tindakan pencegahan penyebaran Covid-19.
Mairaya bahkan meminta Pemkab Aceh Singkil, jatuhkan sanksi terhadap pasara dan penyelenggara pesta yang tak patuhi Prokes.
"Pasar dan pesta semarak tanpa adanya penerapan protokol kesehatan, tanpa ada sanksi hukum," kata Mairaya.
Sebaliknya sebut Mairaya belajar tatap muka terus diliburkan. Padahal belajar jarak jauh tidak efektif.
Ia meminta segera dicari solusi agar belajar tatap muka bisa segera dilaksanakan dengan protokol kesehatan.
"Anak-anak hanya main Hp, lebih banyak main dari pada belajar. Kalau dibiarkan bisa membahayakan, generasi kita bisa bodoh," tukasnya. (*)