Puluhan Pulau Menghilang dari Gugusan Kepulauan Banyak

Laporan: Dede Rosadi I Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Gugusan Kepulauan Banyak, di Kabupaten Aceh Singkil, sesuai namanya memiliki banyak pulau. Sanking banyaknya, sehingga angka pasti jumlah pulau simpang siur serta acap menjadi bahan perdebatan.

Konon jumlah pulau dalam gugusan Kepulauan Banyak, awal mulanya 99 pulau. Jumlah itu sesuai dengan Asmaul Husna (nama-nama baik bagi Allah SWT dalam Al-Qur'an). 

Belakangan, akibat penomena alam berupa gempa bumi dan tsunami. Jumlah pulau di gugusan Pulau Banyak terus berkurang. Ada yang sama sekali tenggelam tidak terlihat lagi walau air laut sedang surut.

Namun ada juga yang masih terlihat muncul ke permukaan ketika air laut surut. Hanya hilang ketika air laut sedang pasang naik.

Malah ada pulau yang seolah kembali tumbuh, hingga terus terlihat di permukaan air laut walau sedang pasang besar. Padahal sebelumnya tidak pernah terlihat adanya pulau di kawasan itu. 

 Setidaknya ada empat pulau baru yang muncul ke permukaan. Warga menyebutnya Baby Island (bayi pulau).

Baby Island paling fenomenal yang muncul di sekitar Gosong Sianje. Sekitar 35 menit perjalanan speedboat dari Pulau Balai, ibu kota Kecamatan Pulau Banyak.

Baby Island itu mulai terlihat tahun 2017 lalu. Baby Island itu berupa hamparan pasir putih.

Wisatawan kerap mengunjunginya untuk dijadikan tempat berswafoto ria. Apalagi pada musim tertentu kawanan burung kerap singgah di hamparan pasir itu, sehingga menambah kecantikan pulau.

Emat pualu baru itu di dekat Gosong Sianje, yang disebut Baby Island. Tiga lagi di depan Palambak, tadinya hanya terlihat dua pulai. Pada Desember 2019 lalu bertambah satu lagi.

Walau muncul pulau baru, akan tetapi pulau-pulau kecil yang hilang jauh lebih banyak.

"Jumlah pulau di Kepulauan Banyak yang sudah ada namanya 68 pualu, tadinya 99 pulau," kata Kepala Dinas Perikanan Aceh, Saiful Umar, Minggu (27/9/2020).

Jika menilik keterangan Saiful Umar, maka jumlah pulau yang hilang di Kepulauan Banyak, mencapai 31 pulau.

Menurut Saiful, ada beberapa periode fenomena alam yang menyebabkan gugusan pulau-pulau kecil di Kepulauan Banyak itu menghilang.

Antara lain gempa tsunami antara tahun 1907/1908 yang disebut warga pesisir sebagai Geloro. Kemudian tsunamai 2004 dan 2005. 

"Ada beberapa periode, pada tsunami 2004 dan tsunami/gelombang besar 1907/1908, dan sebelumnya," jelas Saiful Umar.

Kepulauan Banyak, dengan eksotikkannya terus menjadi buruan para turis. Sayang wabah pandemi Corona, menyebabkan industri pariwisata di kawasan itu lumpuh.(*)

• Peringati HUT Ke-60, Karang Taruna Aceh Utara Bagikan 1.000 Masker ke Pengguna Jalan, Ini Lokasinya

• Sejumlah Gampong di Aceh Barat tak Alokasikan Lagi Dana BLT, Ini Penjelasan Kadis DPMG

• Pemkab Aceh Tamiang Siapkan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi dan BDT, Ini Syaratnya