Luar Negeri
Hari Kedua Pertempuran Azerbaijan dan Armenia di Nagorny Karabakh, Korban Tewas Jadi 39 Orang
Total 39 orang tewas dalam perang antara Armenia melawan Azerbaijan yang berlangsung di kawasan Nagorny Karabakh pada hari kedua.
SERAMBINEWS.COM, BAKU - Total 39 orang tewas dalam perang antara Armenia melawan Azerbaijan yang berlangsung di kawasan Nagorny Karabakh pada hari kedua.
Tambahan korban itu terjadi setelah kelompok separatis etnis Armenia di Karabakh mengumumkan 15 anggota mereka terbunuh dalam pertempuran.
Para pemimpin dunia sudah menyerukan agar perang antara Azerbaijan dengan pemberontak yang disokong Armenia sejak Minggu (27/9/2020) disudahi.
Adapun konflik ini dimulai ketika wilayah Nagorny Karabakh direbut separatis pada 1990-an, dengan pertempuran terakhir dua kubu terjadi pada 2016.
Kementerian pertahanan di Karabakh menyatakan, sebanyak 32 tentara mereka tewas dalam pertempuran yang terjadi pada Senin (28/9/2020).
Adapun tujuh korban lainnya merupakan warga sipi, di mana lima di antaranya adalah keluarga Azerbaijan, serta seorang perempuan.
Kemudian kementerian pertahanan Armenia menerangkan, baku tembak berlangsung semalaman dengan mereka berhasil merebut daerah mereka.
Namun, Baku mengeklaim bahwa mereka semakin bergerak maju dengan menghujani posisi musuh menggunakan roket dan serangan udara.
"Militer berhasil merebut sejumlah posisi penting desa Talysh. Musuh dipukul mundur," jelas kementerian pertahanan Azerbaijan dikutip AFP.
• Kebakaran di Aceh Singkil, Korban Meninggal Diduga Tidak Berusaha Menyelamatkan Diri
• Ahok Cabut Laporan Pencemaran Nama Baiknya di Polda Metro Jaya, Ini Alasannya
Darurat perang
Yerevan menuding pasukan musuh membombardir kelompok separatis yang mereka sokong menggunakan segala persenjataan berat.
Adapun Baku balik menyatakan bahwa "saudara" bekas pecahan Uni Soviet tersebut menyerang permukiman sipil di kota Terter.
Azerbaijan melontarkan klaim bahwa mereka mampu membunuh 550 milisi pemberontak.
Sebuah klaim yang mendapat bantahan dari Armenia.
Pertempuran tersebut terjadi pada Minggu pagi waktu setempat, di mana baik Armenia dan Azerbaijan saling tuding memulai baku tembak.
Berbagai pihak di dunia pun meminta kepada dua negara pecahan Uni Soviet tersebut untuk menghentikan konflik dan duduk semeja.
Rusia menyatakan, Presiden Vladimir Putin dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mendiskusikan situasi melalui percakapan telepon.
Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menginisiasikan langkah agar kedua pihak melakukan gencatan senjata, serta berunding guna mencari solusi.
Kemudian AS melalui kementerian luar negerinya juga mengaku telah menghubungi kedua kubu agar menghentikan tembak menembak dan segera bernegosiasi.
Wilayah Nagorny Karabakh direbut oleh separatis dari etnis Armenia dalam perang di periode 1990-an, yang merenggut nyawa 30.000 orang.
Upaya untuk meredam salah satu konflik mematikan sejak kejatuhan Soviet tersebut kolaps sejak gencatan senjata pada 1994.
Negara di Timur Tengah dan Asia Suarakan Keprihatinan
Negara-negara Timur Tengah dan Asia menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya konflik setelah baku tembak antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorny Karabakh, Minggu (27/9/2020).
Iran meminta Azerbaijan dan Armenia untuk mengakhiri konflik dan memulai pembicaraan sebagaimana dilansir dari Anadolu Agency, Senin (28/9/2020).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan Iran terus mencermati konflik tersebut dengan kekhawatiran.
Dia menambahkan Iran siap untuk mengerahkan semua kemampuannya menjadi penengah untuk gencatan senjata dan memulai pembicaraan kepad kedua belah pihak.
Sementara itu, Pakistan menyatakan mendukung Azerbaijan setelah adanya pertempuran di Nagorny Karabakh.
"Pakistan mendukung negara saudara Azerbaijan dan mendukung hak untuk mempertahankan diri," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Luar Negeri Pakistan menambahkan mendukung posisi Azerbaijan di Nagorny Karabakh karena sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi dengan suara bulat.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Kazakhstan meminta Yerevan dan Baku untuk mengakhiri konflik.
Kazakhstan menyatakan keprihatinan yang mendalam atas insiden tersebut dan mendesak kedua negara mengambil setiap langkah untuk menstabilkan situasi dan memulai dialog.
Pernyataan itu menambahkan Kazakhstan juga siap membantu mencari cara damai untuk mengakhiri konflik.
Bentrokan perbatasan meletus pada Minggu pagi setelah pasukan Armenia menargetkan pemukiman sipil Azerbaijan dan posisi militer di wilayah Nagorny Karabakh yang diduduki.
Hubungan antara kedua negara bekas Soviet itu tegang sejak 1991.
Empat anggota Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB serta banyak organisasi internasional menuntut penarikan pasukan pendudukan.
OSCE Minsk Group, yang diketuai bersama oleh Perancis, Rusia dan AS, dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil.
Pada 1994, Armenia dan Azerbaijan akhirnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata.
• Siswa SMKN Simpang Mamplam Lakukan Praktik Tanam Jagung
• PKB Bersama PKS Sodorkan Nama Yusrol Hana dan Dailami untuk Isi Jabatan Wakil Bupati Bener Meriah
• Wajib Tahu! Air Kelapa Ternyata Bahaya Bagi Penderita Diabetes dan Penyakit Jantung
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perang Azerbaijan-Armenia di Nagorny Karabakh Masuki Hari Kedua, 39 Orang Tewas",