20.693 UMKM Aceh belum Tarik Dana Bantuan di BRI
Sebanyak 20.693 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Aceh hingga kini belum menarik dana Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM)
BANDA ACEH - Sebanyak 20.693 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Aceh hingga kini belum menarik dana Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) yang disalurkan melalui bank BRI.
Humas Kanwil BRI Aceh, Fachrizzu, kepada Serambi, Rabu (30/9/2020) mengatakan, total penerima BPUM yang disalurkan BRI sebagaimana ditetapkan Menteri Koperasi, adalah sebanyak 40.024 UMKM dengan nilai mencapai Rp 96,057 miliar.
Dari jumlah itu yang sudah ditetapkan itu, dana BPUM yang sudah disalurkan ke rekening pelaku UMKM di Aceh sebanyak 37.693 orang, dengan nilai Rp 90,415 miliar, atau sudah tersalur sebesar 94,13 persen.
Sayangnya, sebagian besar itu belum ditarik dan dimanfaatkan oleh pelaku usaha sebagai tambahan modal. Fachrizzu menyebutkan, jumlah pelaku UMKM yang sudah mencairkan bantuan presiden itu baru sebanyak 17.061 orang, dengan nilai Rp 39,913 miliar.
Ini artinya masih ada sekitar 20.693 UMKM lagi yang belum datang ke BRI untuk melakukan pencairan bantuan. Fachrizzu mengaku tidak tahu persis mengapa banyak pelaku UMKM di Aceh belum melakukan penarikan dana. “(Itu) hanya merekalah yang tahu,” ujar Fachrizzu.
BPUM ini dia jelaskan, bertujuan untuk membantu pelaku UMKM yang terimbas pandemi Covid-19. Pihaknya sangat berharap, para pelaku UMKM di Aceh segera melakukan proses pencairan bantuan di kantor BRI terdekat.
“Untuk mencairkannya memang harus dilakukan validasi terlebih dahulu, antara lain membawa KTP asli, membuat surat pertanggungjawaban mutlak dan lainnya,” imbuhnya.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Koperais dan UKM Aceh, Dr Wildan, yang dimintai tanggapannya, mengharapkan kepada BRI dan bank-bank lainnya yang ditunjuk sebagai penyalur BPUM, agar dapat menginformasikan kepada pihak dinas tentang data-data pelaku UMKM yang belum melakukan pencairan.
Prorgam BPUM tersebut menurutnya akan sangat membantu pelaku usaha UMKM di Aceh, sehingga mereka bisa tetap bertahan di masa pandemi Covid-19. “Kalau usaha mikro di Indonesia terus bertahan dan berkembang, ekonomi Indonesia juga bisa tumbuh bagus,” ujar Wildan.(her)