Berita Aceh Timur

Kisah Abubakar Hilang di Hutan Aceh Timur, Tersesat Cari Bunga Keladi, Ditemukan Masih Lemas

Abubakar tersesat di hutan selama tiga hari saat mencari buga Janda Bolong karena teringat pesan istrinya untuk mencari bunga di hutan.

Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
Kolase/Dok. Polsek Simpang Jernih/Istimewa
Keluarga dan warga berkumpul menyambut kepulangan Abubakar (baju biru), warga Desa Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, yang sebelumnya hilang di hutan. 

Polisi dan warga akhirnya bersama-sama mencari keberadaan Abubakar ke hutan.

"Kedua saksi ikut bersama korban sebelum korban hilang," ungkap Rahmadsyah, Camat Simpang Jernih, kepada Serambinews.com, Minggu (4/10/2020).

“Usai sarapan Jumat pagi, korban minta izin kepada dua temannya untuk memindahkan kerbau, sambil mencari bunga Janda Bolong di kawasan hutan," ucapa Rahmadsyah.

"Korban tak kunjung kembali setelah mengikat kerbaunya. Sehingga kedua saksi mengecek ke tempat korban mengikat kerbau."

"Tapi korban tak ditemukan di tempat korban mengikat kerbaunya," imbuh Rahmadsyah.

Menurut Rahmadsyah, warga dibantu personel TNI, Polri, BPBD Aceh Timur dan Basarnas tak kunjung menemukan Abubakar sampai Minggu.

Bahkan, pencairan penggembala kerbau itu turut melibatkan warga desa lain, di antaranya warga Simpang Jernih, Pante Kera dan Ranto Panjang Bedari.

Beredar kabar, Abubakar bisa jadi tersesat di dalam hutan karena kepincut bunga Janda Bolong dan mencari bunga itu di hutan.

Mereka tergiur karena di pasaran harga buga Janda Bolong mencapai puluhan juta rupiah.

Informasi itu didapat Rahmadsyah dari dua temannya.

Berhubung tak kembali ke rumah setelah Jumatan, adik iparnya ke lokasi pengembalaan kerbau.

Di lokasi Abubakar tak ditemukan. Para pencari hanya mendapati kerbaunya saja.

Rahmadsyah mengakui warga Simpang Jernih sedang heboh mencari bunga Janda Bolong.

Mereka tergiur karena harga jual bunga ini mencapai puluhan juta rupiah.

“Saat ini warga Simpang Jernih banyak tergiur mencarinya. Karena harganya mahal. Sama seperti saat ngetren batu giok, dan kayu alim,” dia.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved