Aminullah Kaji Bantuan Smartphone untuk Siswa Miskin

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia hampir setahun terakhir telah mengubah pola pembelajaran. Proses belajar mengajar tatap muka berubah

Editor: bakri
For Serambinews.com
Wali Kota Banda Aceh, H Aminullah Usman SE.Ak MM 

* Termasuk Paket Data Internet

BANDA ACEH - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia hampir setahun terakhir telah mengubah pola pembelajaran. Proses belajar mengajar tatap muka berubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.

Untuk memaksimalkan proses belajar daring tersebut, Pemko Banda Aceh tengah mengkaji pemberian bantuan handphone Android (smartphone) dan kuota data untuk siswa dari keluarga miskin.

Rencana itu disampaikan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, saat rapat soal pendidikan yang berlangsung di Pendopo Wali Kota Banda Aceh, Rabu (7/10/2020). Dalam rapat itu, Aminullah membahas dengan detil poin-poin kendala dan memberikan arahan untuk solusi pemecahannya dalam rangka meningatkan kualitas belajar daring.

Bahkan Aminulah meminta pihak Disdikbud dan Kepala Bappeda Banda Aceh untuk mengkaji kemungkinan memberikan bantuan handphone Android dan kuota internet untuk murid atau siswa dari kalangan keluarga miskin. Ia meminta Disdik mendata jumlah siswa SD dan SMP yang berasal dari keluarga miskin.

Ketiadaan perangkat seperti handphone Android dan kuota internet, menurutnya menjadi sebuah kendala mendasar dari sistem belajar online. Karena tidak semua orang tua mampu membelikan handphone untuk anaknya, apalagi jika memiliki tiga hingga empat anak usia sekolah.

"Kita tidak bisa prediksi kapan pandemi akan berakhir. Untuk antisipasi, mungkin bisa kita anggarkan bantuan handphone dan kuota internet di tahun depan," kata Wali Kota.

Ini berarti, pengadaan handphone dan kuota internet untuk murid dan siswa miskin akan dibiayai oleh APBK. Namun khusus untuk smarpthone, Aminullah mengatakan, bahwa bantuan tersebut sifatnya pinjam pakai, bukan hak milik.

Aminullah menjelaskan, sistem belajar daring dijalankan demi keberlangsungan proses pembelajaran. Hal ini dilakukan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Ada beberapa aplikasi yang digunakan Disdik, seperti zoom, e-Belajar, Google Classroom, WhatsApp dan aplikasi lainnya. “Sistem ini telah berjalan baik, meskipun dalam perjalanannya juga memiliki sejumlah kendala,” imbuhnya.

Kendala lainnya dalam belajar daring adalah banyaknya orang tua murid yang tidak memahami aplikasi yang digunakan untuk belajar daring, seperti zoom, e-Belajar, Google Classroom, WhatsApp dan aplikasi lainnya. Sehingga kondisi itu menjadi hambatan bagi mereka untuk mendampingi anak-anaknya.

Dalam rapat yang berlangsung, Rabu (7/10/2020) di Pendopo Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman bersama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh membahas Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang selama ini telah dijalankan selama pandemi Covid-19 dan juga kendala-kendala yang dihadapi.

Dalam kesempatan ini juga dibahas soal kesulitan para orang tua dalam mendampingi anak-anak belajar. Karena tidak semua orang tua selalu berada di rumah saat daring berlangsung.

Wali Kota mengarahkan agar Disdik meminta para guru meningkatkan pengawasan kepada peserta didik. Pastikan mereka tetap berada di depan perangkat mengikuti daring hingga selesai meski tidak ada orang tua yang mendampingi.

Ia juga menyarankan agar Disdikbud menyiapkan konsep-konsep daring yang lebih kreatif agar siswa tidak jenuh mengikuti proses belajar jaran jauh. Sehingga meski tidak didampingi orang tua, siswa tetap merasa senang mengikuti belajar online. "Saat seperti ini kreativitas guru sangat dibutuhkan agar proses belajar daring merasa menyenangkan bagi siswa," ujar Wali Kota.(mun)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved