Anggaran Daerah
Pusat Pangkas Anggaran Aceh Tamiang Rp 210 M untuk Tahun 2021
Besarnya jumlah pemotongan ini diakui Mursil akan berdampak pada melambatnya pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang menjad
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Pendapatan Pemkab Aceh Tamiang untuk tahun 2021 dari dana perimbangan dipangkas Rp 210 miliar.
Pemotongan ini disebabkan kebijakan pemerintah pusat yang masih fokus menangani wabah Covid-19.
Bupati Aceh Tamiang Mursil menjelaskan pemotongan anggaran ini meliputi Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 175 miliar dan Dana Insentif Daerah (DID) sebanyak Rp 35 miliar.
Besarnya jumlah pemotongan ini diakui Mursil akan berdampak pada melambatnya pembangunan infrastuktur dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang menjadi perhatian utama Pemkab Aceh Tamiang.
“Ekonomi masyarakat tahun ini betul-betul terpuruk akibat Covid-19. Kita sudah susun rencana berupa pemberdayaan perekonomian tahun depan, ternyata masih dipangkas juga,” kata Mursil, Kamis (15/10/2020).
Mursil juga sangat menyayangkan pemotongan ini menyentuh DAK yang alokasinya 100 persen untuk infrastruktur.
Dia mengilustrasikan bila satu ruas jalan membutuhkan biaya Rp 10 miliar, maka tahun depan ada 21 ruas jalan yang “hilang”.
Baca juga: Wakil Ketua DPRA: Nova Iriansyah Jadi Gubernur Aceh Sudah Takdir dari Tuhan
Baca juga: Heboh, Pasien Melarikan Diri dengan Infus Masih Terpasang di Tangan, Ternyata Ini Sebabnya
“Anggaran Rp 210 miliar ini bila kita alokasikan untuk jalan, maka akan ada 21 jalan baru yang terbangun tahun depan. Dengan pemotongan ini, 21 ruas jalan ini hilang,” kata dia.
Mantan Kepala Kanwil BPN Aceh ini pun berharap Pemerintah Aceh mencari solusi untuk mencari sumber dana ini agar infrastrutur Aceh tidak semakin ketinggalan dengan daerah di Jawa.
Dia mengingatkan bila Pemerintah Aceh serius memberantas angka kemiskinan yang sempat menjadi sorotan nasional, Pemerintah Aceh harus melakukan sebuah inovasi agar pembangunan infrastruktur tetap berjalan pada tahun depan.
“Infrastruktur ini memegang kunci perekonomian, barang-barang di pedalaman mudah ke luar. Ini bisa menyelamatkan kita dari lubang resesi yang semakin dalam,” ungkapnya.(*)